Kerjasama dengan Jepang, Tim dari Kota Ube Teliti Air Baku PDAM Bengkalis

Kerjasama dengan Jepang, Tim dari Kota Ube Teliti Air Baku PDAM Bengkalis
Untuk meneliti peningkatan mutu air PDAM, Tim dari Pemko Ube berjumlah 4 orang; Sumio Numa (ketua tim), Kazuhiro Takenaga, Takahiro Sawamura, dan Taki Kitada sebagai penerjemah. Mereka merupakan orang-orang teknik dari perusahan air minum Kota Ube.

BENGKALIS, - Kerjasama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bengkalis dengan Pemerintah Kota Ube-Jepang, sudah berjalan dua tahun. Kerjasama yang dimulai tahun 2016 lalu, sudah memasuki fase kedua.

Untuk fase pertama tahun 2016 program kerjasamanya tentang lingkungan hidup dan itu sudah selsai.

Sementara untuk fase kedua, tahun kedua (2017) khusus untuk meningkatkan mutu air PDAM Tirta Dharma dan tingkat kepuasan pelanggan PDAM.

Untuk meneliti peningkatan mutu air PDAM, Tim dari Pemko Ube berjumlah 4 orang; Sumio Numa (ketua tim), Kazuhiro Takenaga, Takahiro Sawamura, dan Taki Kitada sebagai penerjemah. Mereka merupakan orang-orang teknik dari perusahan air minum Kota Ube.

Untuk meneliti air baku dan instalasi PDAM Bengkalis, meraka berada di Kabupaten Bengkalis selama dua minggu.

Taki Kitada kepada wartawan usai pertemuan di Dinas Kesehatan Bengkalis, Kamis (30/11/17) mengatakan, selama dua minggu tim dari PDAM Kota Ube melakukan kunjungan dan melihat jaringan instalasi pengoaan air (IPA) PDAM Tirta Dharma Bengkalis.

Selain itu, Tim PDAM Kota Ube ini juga menyertakan seorang tenaga laboratorium untuk melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu air PDAM Tirta Dharma. Selain itu, mereka juga meneliti tingkat kepuasan pelanggan terhadap air produksi PDAM.

"Kami meninjau jaringan IPA dan sama-sama belajar dan apa yang bisa dilakukan untuk meningaktkan mutu air produksi PDAM Bengkalis," kata Taki Kitada.

Menurut Taki, setelah melakukan penelitihan, pihaknya memberikan referensi-referensi untuk meningkatkan mutu air (perbaikan PDAM).

Ketika ditanya tentang kualitas air PDAM Bengkalis, Taki sedikit tertawa. Menurutnya, air baku di Bengkalis memang susah, dan air baku yang ada warnanya coklat.

Kondisi air baku ini, ungkapnya, memerlukan penelitian yang lebih dalam lagi. Taki mengatakan, air baku PDAM Bengkalis sangat berbeda dengan air baku ditempat lain. Ia mengakui, air baku PDAM susah diolah untuk menjadi air yang bening. Untuk menjadi bening diperlukan komposisi obat kimia yang pas.

"Warna air bakunya coklat, susah diolah, ini memerlukan komposisi obat kimia yang pas agar tidak merugikan konsumen," ujarnya tertawa renyah.

Setelah meneliti mutu air, tim ini juga meninjau IPA yang belum diserahkan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada PDAM.

Pada hari terakhir kunjungannya (sebelum meninggalkan Indonesia), seluruh hasil kunjungan dan penelitihan laboratorium yang dilakukan oleh Tim Kota Ube, dibahas bersama Dinas PU, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan PDAM serta Perizinan Terpadu di kantor Dinas Kesehatan, Jalan Pertanian Bengkalis.

Sementara itu, Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat dan Pengawasan Makanan dan Minuman, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Irawadi, ketika dikonfirmasi usai pertemuan mengungkapkan, terkait kwaliatas air produksi PDAM Tirta Dharma, tim Jepang punya plan A dan B dalam menilai air produksi PDAM Tirta Dharma.

Dianataranya saran yang harus dipenuhi PDAM Tirta adalah water meter (alat pencatat) air hasil produksi. Sebab, selama ini PDAM belum memiliki water meter, kecuali di rumah-rumah pelanggan.

Selain itu, ungkap Irawadi, hasil produksi yang akan disuplai ke konsumen (pelanggan) juga harus diteliti melalui laboratorium terlebih dahulu.

Untuk penelitihan ini, PDAM dan Dinas Kesehatan menjalin kerjasama. Sebab, PDAM belum memiliki peralatan labor.

"Peran dari Dinas Kesehatan adalah mengenai pengujian air hasil produksi PDAM sebelum disalurkan ke konsumen," kata Irawadi. (Rudi)

Berita Lainnya

Index