Update Corona 26 Juli: Kasus Harian Indonesia Masih Tertinggi di Dunia

Update Corona 26 Juli: Kasus Harian Indonesia Masih Tertinggi di Dunia
Ilustrasi - internet

Iniriau.com, JAKARTA - Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, pandemi telah mengubah kebiasaan hidup orang-orang di penjuru dunia.

Virus corona penyebab Covid-19 masih merebak di berbagai negara, dan belum terkendali hingga hari ini.

Upaya seperti penerapan protokol kesehatan, vaksinasi dan penguncian wilayah terus diterapkan.

Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin (26/7/2021) pagi, angka kasus Covid-19 di dunia sebanyak 194.789.654 kasus.

Dari jumlah itu, 176.743.065 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara, 4.174.555 orang meninggal akibat Covid-19.

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia:

    Amerika Serikat: 35.199.074 kasus, 626.762 meninggal dunia, 29.511.909 sembuh
    India: 31.409.639 kasus, 420.996 meninggal dunia, 30.571.399 sembuh
    Brasil: 19.688.663 kasus, 549.999 meninggal dunia, 18.349.436 sembuh
    Rusia: 6.126.541 kasus, 153.874 meninggal dunia, 5.490.634 sembuh
    Perancis: 5.993.937 kasus, 111.622 meninggal dunia, 5.675.383 sembuh.

Indonesia

Pekan lalu, Indonesia ada di ke-15 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Kini, Indonesia ada di urutan ke-14 kasus terbanyak mengungguli Polandia, Meksiko, dan Afrika Selatan.

Sementara, angka kasus hariannya masih tertinggi di seluruh dunia.

Berdasarkan data kasus harian, Minggu (25/7/2021), ada 38.679 penambahan kasus baru. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai 3.166.505 kasus.

Dari total kasus tersebut, 2.509.318 di antaranya dinyatakan sembuh.

Sementara, 1.266 orang meninggal akibat Covid-19 sehari terakhir. Sehingga, total kematian akibat virus corona di Indonesia tercatat 83.279 kasus.

Pemerintah pun kembali menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, yang berlaku mulai 26 Juli-2 Agustus 2021.

Jepang

Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19, telah berjalan selama 2 hari di Jepang.

Melansir The Guardian, Minggu (25/7/2021), ibu kota negara ini sekarang dalam keadaan darurat Covid-19 keempat.

Ada 1.763 infeksi baru, jumlah tertinggi kasus infeksi sejak awal pandemi di negara tersebut. Sementara, rata-rata pergerakan tujuh hari melonjak lebih dari 36 persen dari minggu sebelumnya.

Hingga Minggu, penyelenggara telah melaporkan 132 kasus sejak awal bulan, termasuk 13 atlet, 40 ofisial, dan 66 kontraktor.

Kaisar Jepang, Naruhito, memilih untuk "memperingati" daripada "merayakan" pembukaan Olimpiade dalam pidatonya di stadion nasional pada Jumat (23/7/2021) lalu.

Warga Jepang pun bersikap waspada. Berdasarkan jajak pendapat oleh kantor berita Kyodo, 87 persen responden khawatir Olimpiade akan menyebabkan lonjakan kasus virus corona.

Pada survei yang sama, 71 persen mengakui bahwa mereka sangat menantikan untuk menontonnya. Ini menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah dan warga Jepang.

Inggris

Rata-rata kasus seminggu di Inggris menunjukkan penurunan 15,4 persen dibanding minggu sebelumnya.

Mengutip BBC, Senin (26/7/2021), jumlah kasus mulai turun di Inggris, dengan beberapa bukti penurunan mungkin dipicu oleh keluarnya tim sepak bola dari turnamen Euro 2020, meskipun tren penurunan terus berlanjut sejak saat itu.

Data menunjukkan, jumlah orang dites Covid-19 menurun selama dua minggu terakhir, yang menurut para ilmuwan menjadi penyebab turunnya angka kasus yang dilaporkan. Namun, ini bukan menjadi satu-satunya faktor.

Aturan Covid-19 di Inggris dilonggarkan sejak 19 Juli 2021, menghapus pembatasan jarak sosial di bar dan restoran, serta memungkinkan klub malam dibuka kembali.

Selain itu, cuaca bagus selama 2 minggu terakhir di sebagian besar negara meningkatkan kegiatan sosial di luar rumah.

Beberapa ilmuwan mengatakan dampak pelonggaran ini sulit diprediksi.

Prof Woolhouse dari Universitas Edinburgh mengatakan mungkin akan ada peningkatan lain dalam kasus musim panas ini.

Afrika Selatan

Afrika Selatan mencabut pembatasan penjualan alkohol pada hari kerja dan pelonggaran antarprovinsi.

Mengutip Reuters, Minggu (25/7/2021), Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan gelombang ketiga virus corona mungkin telah mencapai puncaknya.

Dia mengubah status negara ke level 3 yang disesuaikan, berdasarkan sistem lima tingkat penanganan pandemi Covid-19.

Pembatasan masih diberlakukan untuk pertemuan di dalam dan di luar ruangan. Jam malam berlaku pukul 22.00-04.00 waktu setempat. Penjual boleh beroperasi Senin-Kamis.

Negara itu telah mengalami gelombang infeksi ketiga parah selama sebulan terakhir akibat varian Delta. Namun, jumlah kasus mulai menurun dalam beberapa hari terakhir.

Setelah mencapai puncaknya sekitar 26.500 kasus sehari pada awal Juli, telah menurun menjadi rata-rata sekitar 12.000 per hari seminggu terakhir.

Tunisia

Warga negara di ujung benua Afrika, Tunisia, melakukan aksi demo menuntut pemerintah mundur setelah lonjakan kasus Covid-19 yang memperburuk masalah ekonomi.

Diberitakan Al Jazeera, Minggu (25/7/2021), demo di beberapa kota itu meneriakkan slogan-slogan menuntut Perdana Menteri Hichem Mechichi mundur dan parlemen dibubarkan.

Polisi menggunakan semprotan merica untuk pengunjuk rasa yang melemparkan batu.

Krisis melanda Tunisia sejak revolusi 2011, ditambah dengan pandemi yang mengakibatkan pengangguran melonjak dan layanan negara menurun.

Pada awal Juli, Kementerian mengatakan, sistem kesehatan Tunisia telah "runtuh" di bawah beban pandemi, yang telah menyebabkan lebih dari 17.000 kematian dalam populasi sekitar 12 juta.

Sementara, lumpuhnya pemerintah bisa menggagalkan upaya untuk menegosiasikan pinjaman Dana Moneter Internasional yang dianggap penting untuk menstabilkan keuangan negara.

Akan tetapi, pemotongan pengeluaran yang akan memperburuk penderitaan ekonomi bagi rakyat biasa.**

Sumber: Kompas

Berita Lainnya

Index