Di Turki, Wartawan Bergaji Minimal 1.000 USD, "PWI" Dapat Iuran dari Anggota

Di Turki, Wartawan Bergaji Minimal 1.000 USD,
Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang menyerahkan cenderamata kepada Aslan Balci

iniriau.com,ISTANBUL – Tingkat kesejahteraan wartawan di Turki rata-rata lebih baik dibandingkan pekerja atau buruh. Wartawan di Turki memiliki penghasilan minimal sebesar 1.000 Dolar AS per bulannya. Itu untuk wartawan yang bekerja pada media-media kecil.

Itu disampaikan Aslan Balci, wartawan senior yang juga Editor Anadolu Agency di Istanbul, Turki, Sabtu (10/6/2023), saat menerima rombongan Safari Jurnalistik dan Media Visit PWI Riau. Aslan didampingi rekannya Editor Budaya Zeliaga Zakaria dan Mesut Oljun yang lama menjadi reporter di Banda Aceh dan Malaysia.

Sementara rombongan Safari Jurnalistik PWI Riau dipimpin Ketua H Zulmansyah Sekedang didampingi Ketua Penasehat H Kazzaini Kasim.

Ikut juga 16 wartawan dan pengurus lainnya, seperti Raja Isyam Azwar (SKM Genta), H Fitriady Syam (Riauraya TV), Oberlin Marbun (Tabloid Intermezo), Luna Agustin (iniriau.com), Herlina Anis (Harian Metro Riau), Muhammad Amin (Harian Riau Pos), Tommedi Lumban Gaol (suratkabargenta.id), Dara Fitria (suarariau.com), Yendrizal Arsyad
(riauhits.com), Fitrah Dayun (transriau.com), N Doni Dwi Putra (riauaktual), Jonathan Surbakti (spiritriau.com) dan Deslina J Jamil (pekanbaruexpres.com).

Meski bergaji minimal 1.000 dolar per bulan, menurut Aslan Balci, itu masih  tergolong kecil dibandingkan profesi lainnya. Maklum, biaya hidup di Turki sangat tinggi karena berstandar Eropa.

Akan tetapi, menurutnya, gaji rata-rata wartawan di Turki ini lebih baik dibandingkan standar gaji buruh atau pekerja berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) Turki.

“Masih lebih baik dibandingkan UMR di Turki yang sekitar 8.000 Lira Turki atau 350 Dolar AS per bulan,” ujar Aslan yang juga pernah bertugas di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Aslan menyebutkan, bila dibandingkan dengan UMR Turki, maka pendapatan wartawan Turki lebih baik sekitar tiga kali lipatnya. Di Turki sendiri, UMR diberlakukan merata di masing-masing wilayah. Tak ada perbedaan antar-provinsi.

Aslan menyampaikan, pendapatan media kebanyakan dari iklan pemerintahan. Semua media, baik yang memihak pemerintah maupun oposisi bisa mendapatkan iklan dari pemerintah.

Porsi iklan ini disesuaikan dengan oplah koran yang bersangkutan. Makin besar oplah media, maka makin besar pula porsi iklan yang diberikan.

Selain iklan pemerintah, ada juga iklan dari swasta. Hanya saja, jumlahnya tidak lebih besar dibandingkan dengan iklan pemerintah.

Untuk organisasi wartawan, di Turki terdapat enam organisasi atau persatuan wartawan, yakni Medya Iş Sendikası, Türkiye Gazeteciler Sendikası, Gazeteciler Birliği, Medya Sendikası, Türkiye Gazetecilerle Yazarlar Birliği dan Türk Medya Emekçileri Birliği.

Organisasi dan persatuan wartawan di Turki, semuanya independen namun dikelompokkan pada ideologi atau aliran. Misalnya kelompok kanan, kiri, sekulerisme, hingga komunisme.Dari enam persatuan wartawan di Turki itu, yang terbesar ada dua, yakni yang berhaluan kanan (Islam) dan haluan kiri (sekuler).

Semua persatuan dan organisasi wartawan di Turki tidak dibantu oleh pemerintah. Mereka menghidupi organisasi dari biaya sendiri melalui iuran anggota.

Hal ini berbeda dengan media-media, yang didukung pemerintah Turki melalui iklan atau advetorial.

“Iuran anggota sekitar 50 dolar per tahun untuk asosiasi wartawan yang menaungi mereka,” ujar Aslan yang menyebutkan terdapat lebih 10.000 wartawan yang bergabung di enam organisasi wartawan tersebut.*
 

#Pemerintahan

Index

Berita Lainnya

Index