JAKARTA - Tugas Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) memang menggembleng atlet yang dipersiapkan di major event seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade, agar bisa menjadi juara.
Namun, dalam menjalankan tugas tersebut, tentu Satlak Prima tidak terus-menerus memforsir seluruh atletnya dengan berbagai menu latihan berat. Mereka juga mempertimbangkan kapan seorang atlet membutuhkan waktu istirahat yang cukup.
Itulah yang menjadi pertimbangan Prima dalam meluncurkan program aplikasi Integrated Athlete Monitoring Prima (I Am Prima).
Kasatlak Prima Ahmad Sutjipto mengatakan, aplikasi tersebut sudah dirancang selama setahun. Tepatnya ketika dirinya dilantik oleh Menpora Imam Nahrawi sebagai Kasatlak periode 2015-2019, 12 Oktober 2015.
Dirinya menjelaskan, salah satu penghalang terbesar atlet dalam meraih prestasi maksimal adalah cedera. ”Dan, faktor utama cedera, yang sering dianggap unknown (tidak diketahui), adalah akibat over training,’’ jelas Sutjipto ketika ditemui di Gedung PPITKON Senayan, Rabu (8/2/17) lalu.
Satlak pun berusaha untuk mencegah terjadinya cedera, sekaligus menyeimbangkan antara stres akibat latihan dengan waktu pemulihan diri (recovery).
Kasatlak yang akrab disapa Pak Tjip itu kemudian menjelaskan alur cara kerja aplikasi I Am Prima. Nantinya, setelah mengunduh di Play Store dan mengisi registrasi, atlet wajib melaporkan setiap sesi latihan yang dijalani.
Tidak hanya dalam hal durasi, namun juga seberapa berat menu latihan yang dijalani. Biasanya, dalam pengisian kuesioner, terdapat emoticon yang mewakili dari yang paling mudah, hingga latihan yang dianggap paling berat.
Kemudian, atlet yang bersangkutan juga mengisi setiap aktivitas recovery yang dilakukan sepanjang pekan.
Dari setiap aktivitas pemulihan yang dijalani, Sutjipto memaparkan bahwa mereka bakal mendapat poin. ”Misalnya energy sleep sekurang-kurangnya 30 menit, atlet dapat dua poin,” tuturnya.
Selain memantau latihan, aplikasi tersebut juga memantau keseharian atlet. Seperti durasi dan kenyamanan saat tidur, hingga nutrisi.
Nah, keseluruhan item tersebut kemudian dihitung, dan dikomparasikan dengan laporan yang diberikan pelatih. Dari situ kemudian bakal terlihat apakah atlet itu kurang latihan, pas, ataukah over training
”Idealnya, Training Monotony (TM) atlet berkisar dari 0,8 hingga 1,3,” jelas Sutjipto yang juga merupakan pendiri Program Atlet Andalan (PAL) tersebut.
Saat ini, I Am Prima sudah diterapkan pada 77 atlet dari tujuh cabor sejak disosialisasikan awal Februari. Targetnya, pada April mendatang, seluruh atlet Prima, yang berjumlah 338 orang, menggunakan aplikasi tersebut.
”Baru setelah itu kami bakal fokus untuk sosialisasi,” tutur mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) periode 1999-2000 itu.
sumber; riaupos.co
Cegah Cedera secara Dini
Redaksi
Selasa, 00 0000 - 00:00:00 WIB
Pilihan Redaksi
IndexInfografis Tragedi Banjir Bandang Sumbar
562 Siswa SMK Keuangan Pekanbaru Diserahkan ke Orangtua
Daftar ke Enam Parpol, Dr.Afni Optimis Berlayar di Pilkada Siak
Ini Pesan Sekum PP Muhammadiyah pada Silaturrahim Syawal 1445 H di Riau
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Olahraga
KONI Rohil Persiapkan Atlet untuk Kompetisi Porprov Riau 2026
Rabu, 08 Mei 2024 - 16:41:33 Wib Olahraga
Yasir Sebut KONI Dapat Dukungan Penuh dari Pemko Pekanbaru
Senin, 06 Mei 2024 - 20:16:52 Wib Olahraga
Atlet dan Pelatih Berprestasi SoIna Terima Uang Sagu Hati dari Pemprov Riau
Sabtu, 04 Mei 2024 - 22:08:00 Wib Olahraga