iniriau.com, BENGKALIS — Ribuan warga tumpah ruah memadati Lapangan Tugu Bengkalis, Selasa malam (29/7/2025), dalam gelaran Tabligh Akbar yang menjadi salah satu puncak peringatan Hari Jadi ke-513 Bengkalis. Acara yang berlangsung penuh khidmat ini menghadirkan Ustadz Hilman Fauzi sebagai penceramah utama, serta dihadiri langsung oleh Bupati Bengkalis Kasmarni dan suaminya, Amril Mukminin — Bupati Bengkalis ke-14.
Sejak sebelum azan Maghrib, gelombang jamaah terus berdatangan hingga lapangan penuh sesak. Banyak di antara mereka datang sekeluarga demi mengikuti tabligh yang dinilai bukan hanya sekadar seremonial, tapi juga sebagai pengingat spiritual di tengah kemajuan zaman.
Ustadz Hilman tampil menyentuh dengan gaya ceramahnya yang santai namun membekas. Dalam tausiahnya, ia menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai agama, memperkuat persatuan, dan tidak melupakan rasa syukur atas karunia Allah SWT.
“Mari jadikan momen ini sebagai waktu terbaik untuk muhasabah diri, memperbaiki niat, dan terus berkontribusi secara spiritual dalam membangun daerah,” pesannya.
Tak hanya mengingatkan soal pentingnya sabar dalam menghadapi ujian hidup, Aa Hilman juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung visi Bengkalis Bermarwah, Maju dan Sejahtera di bawah kepemimpinan Bupati Kasmarni dan Wakil Bupati Bagus Santoso.
Sebelum tausiah dimulai, Bupati Kasmarni turut menyampaikan sambutan hangat. Ia menegaskan bahwa peringatan hari jadi bukan hanya ajang perayaan, tapi juga refleksi akan perjalanan panjang Bengkalis sebagai negeri yang bersejarah.
“Tabligh Akbar ini adalah wujud syukur kita. Tapi yang lebih penting, bagaimana kita menumbuhkan semangat kebersamaan dalam menjaga marwah daerah yang kita cintai,” ujar Kasmarni usai acara.
Puncak acara ditutup dengan doa bersama sekitar pukul 22.00 WIB, setelah sebelumnya jamaah diajak bersalawat mengiringi suasana malam yang penuh keberkahan. Sorot mata masyarakat terlihat penuh haru dan semangat baru. Tabligh Akbar ini tak hanya memperingati sejarah, tetapi juga menyalakan kembali nilai-nilai spiritualitas yang menjadi fondasi pembangunan daerah.**
