Penggempuran Markas ISIS di Afganistan

Kenapa Induk Segala Bom yang Digunakan?

Kenapa Induk Segala Bom yang Digunakan?
militer AS untuk pertama kalinya menjatuhkan bom seberat 11 ton, yang dijuluki Induk Segala Bom, di basis militan ISIS di Afghanistan.

WASHINGTON - Pada hari Kamis, militer AS untuk pertama kalinya menjatuhkan bom seberat 11 ton, yang dijuluki Induk Segala Bom, di basis militan ISIS  di Afghanistan.

Mengapa sekarang dianggap waktu yang tepat untuk menggunakan senjata besar-besaran? Inilah yang perlu Anda ketahui:

Mengapa super-bom yang digunakan?

Komandan pasukan Amerika di Afghanistan mengatakan bom itu dianggap yang terbaik untuk menargetkan ISIS yang berbasis di kompleks terowongan di provinsi Nangarhar, yang terletak di Afghanistan timur.

Monster maut ini secara resmi dikenal sebagai GBU-43, atau bahan peledak  persenjataan udara besar-besaran (MOAB) bom, itu adalah bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran oleh militer AS.

Sedikitnya 94 militan ISIS telah tewas, menurut Kementerian Pertahanan Afghanistan. Sampai sekarang, tidak ada bukti dari korban sipil dan tidak ada laporan korban sipil, tapi penilaian terhadap kerusakan akibat induk bom itu masih berlangsung.

Menurut pejabat AS, jumlah pejuang ISIS di Afghanistan timur diperkirakan antara 600 dan 800 - menurun dari sekitar 3.000 orang yang beroperasi di daerah itu pada akhir 2015.

‘’Penggunaan MOAB terutama ditujukan untuk menghancurkan  target menengah permukaan meliputi daerah yang luas, target yang berada di dalam lingkungan seperti gua atau ngarai, membersihkan ladang ranjau yang luas, dan efek psikologis lainnya,” kata Ann Stefanek, juru bicara Angkatan Udara AS.

“Ini adalah senjata yang tepat terhadap target ini,” ujar Jenderal John Nicholson, komandan Pasukan AS - Afghanistan, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Kabul Jumat.

“Musuh telah menciptakan bunker, terowongan, dan ladang ranjau luas dan senjata ini digunakan untuk mengurangi hambatan tersebut sehingga kami dapat melanjutkan ofensif kami,” tambahnya.

Nicholson lebih lanjut menjelaskan bahwa tujuan dari operasi ini adalah untuk melenyapkan ISIS.

Mengapa dijatuhkan pada Malam Jumat?

Hari Kamis (malam) hanya saat taktis yang tepat untuk target tertentu , menurut Nicholson.

"Dalam kaitan dengan waktu, itu ketika kami temui target ini di medan perang,” kata Nicholson.

“Hal ini tidak berhubungan dengan peristiwa luar selain fokus kami pada menghancurkan ISIS di 2017,” tambahnya.

Militer AS telah melakukan operasi penumpasan ISIS di Afghanistan selama satu tahun terakhir, khususnya di Nangarhar selatan sejak Maret, dan telah mengurangi ancaman ke daerah yang lebih kecil dengan kira-kira “dua-pertiga,” kata Nicholson.

“Namun ini adalah pertama kalinya kami menemui kendala yang luas untuk gerak maju pasukan kita,” jelas Nicholson.

Hambatan, menurut Nicholson, termasuk IED (bom rakitan), serta adanya terowongan dan gua-gua.

Apakah penggunaan bom ini sebagai simbol pengiriman pesan ke Korea Utara?

Dengan Korea Utara dilaporkan bersiap-siap untuk melakukan uji coba nuklir pekan ini, Presiden Donald Trump ditanya apakah menjatuhkan bom super ini dimaksudkan untuk mengirimkan pesan ke agresor timur itu?

“Saya tidak tahu apakah ini artinyamengirimkan pesan. Tidak ada bedanya jika tidak atau tidak. Korea Utara adalah masalah. Masalahnya akan diurus,”kata Trump Kamis, dalam pertemuan di Gedung Putih.

Kolonel Steve Ganyard, seorang pilot pesawat tempur pensiunan di Korps Marinir dan kontributor   ABC News, mengatakan pada “Good Morning America” Jumat, bahwa ini sebagai alarm khusus.

“Ini (memang) memberi isyarat ke ISIS, tapi saya pikir pertanyaan sebenarnya di sini [adalah] ... ’Apakah itu terdengar di sisi lain dari dunia, di Pyongyang dan akankah hal itu membuat kesan pada Kim Jong-un?’" Kata Ganyard. "Aku pikir begitu."

Akankah AS menggunakan bom ini lagi di masa depan?

“Itu tergantung pada situasi taktis,” kata Nicholson. “Kami menggunakan senjata ini untuk solusi taktis khusus, untuk masalah militer tertentu dan yang menentukan kapan dan bagaimana kami beroperasi di medan perang.”(abcnews/zar/riaupos.co)


Berita Lainnya

Index