Siapkan Pembalasan Tanpa Ampun

Korut Minta AS Akhiri Manuver Militer

Korut Minta AS Akhiri Manuver Militer
Tentara Korea Utara dengan ransel khusus bersimbol nuklir.

PYONGYANG – Korea Utara kembali mengingatkan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri apa yang mereka  sebut ‘’histeria militer’’nya Sabtu ini.

Atau,  akan berhadapan langsung dengan aksi balas dendam di saat armada laut sarat pesawat tempurnya berlayar mendekati Korea Utara untuk mencegah uji-coba ke-enam kali senjata nuklirnya.

Korea Utara memang sedang berpesta dan pamer kekuatan militernya. Ratusan truk militer yang membawa personil tentara yang bernyanyi , bergerak menuju sebuah parade menandai ulang tahun ke-105 kelahiran pendiri negara itu, perayaan yang bertepatan dengan ancaman terbaru di mana negara komunis itu berhadapan dengan  Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump.

Ketegangan  di semenanjung Korea kian memuncak  sejak Angkatan Laut AS menembakkan 59 rudal Tomahawk di pangkalan udara Suriah pekan lalu dalam menanggapi serangan gas mematikan. Kini yang menjadi pertanyaan,  apakah yang akan direncanakan  Trump untuk Korea Utara, yang telah melakukan uji coba rudal dan nuklirnya, yang bertentangan dengan sanksi  PBB.

“Semua yang Amerika lakukan secara  provokatif, baik di  bidang politik, ekonomi dan militer yang didasarkan kebijakan bermusuhan terhadap Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) akan digagalkan seluruhnya melalui pembalasan tanpa ampun dari tentara dan rakyat DPRK,” kata kantor berita Korea Utara KCNA, mengutip juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea.

“Pembalasan terbesar kami terhadap pasukan AS dan pengikut-nya akan dilakukan dalam cara yang tanpa ampun, yang tidak memungkinkan agresor untuk bertahan hidup.”

Dikatakan, “histeria militer serius” pemerintahan Trump telah mencapai “tahap berbahaya yang tidak bisa lagi ditolerir.”

Amerika Serikat sendiri telah memperingatkan kesabaran mereka terhadap  Korea Utara sudah habis.

Wakil Presiden AS Mike Pence akan melakukan perjalanan ke Korea Selatan pada hari Minggu sebagai bagian lawatan 10 harinya ke Asia.

China, sekutu utama satu-satunya Korea Utara dan tetangga yang tetap menentang program senjata-nya, Jumat lagi menyerukan perundingan  untuk meredakan krisis.

“Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari memprovokasi dan mengancam satu sama lain, baik dalam kata-kata atau tindakan, dan tidak membiarkan situasi sampai ke tahap ireversibel dan tidak terkendali,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi wartawan di Beijing.

Korea Utara pada hari Jumat mengecam Amerika Serikat karena membawa  aset nuklirnya dalam jumlah besar ke wilayah tersebut, yang diperkuat kapal induk  bertenaga nuklir USS Carl Vinson , dan mengatakan  siap melakukan serangan balasan jika digempur.

“Pemerintahan Trump, yang membuat kejutan besar dengan menembakkan rudal jelajah  di Suriah pada 6 April, telah memasuki jalur ancaman terbuka dan berbahaya,” tulis KCNA mengutip pernyataan militer Korut.

“Tentara dan rakyat DPRK akan seperti biasa, berani melawan orang-orang yang melanggar batas atas martabat dan kedaulatan DPRK dan akan selalu tanpa ampun membalas  semua pilihan provokatif AS dengan gaya Korea yang mematikan.”

Korea Utara, secara teknis masih dalam status perang dengan Selatan setelah konflik mereka berakhir  pada 1950-1953 dengan gencatan senjata tetapi tidak melakukan perjanjian apapun untuk mengakhiri perang.

Sabtu ini mereka memperingati apa yang disebut “Hari Matahari,” ulang tahun ke-105 kelahiran pendiri negara Kim Il-sung, kakek dari pemimpin saat ini Kim Jong-un. Biasanya, momen seperti ini dimanfaatkan dengan melakukan uji coba peluncuran rudal dan fasilitas nuklir dan sering mengancam Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang. (arab news/zar/riaupos.co)



Berita Lainnya

Index