Presiden Erdogan Ancam Eropa

Presiden Erdogan Ancam Eropa
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

KOSTAMONU - Saat para pemimpin dunia bergantian menunjukkan solidaritas terhadap Inggris setelah teror di Westminster Palace alias House of Parliament (gedung parlemen), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan justru menebar ancaman. Di hadapan media, dia menyatakan bahwa Eropa tidak akan pernah aman jika tak mengubah sikap mereka terhadap Turki.

”Turki bukanlah negara yang bisa seenaknya kalian tarik ulur. Juga bukan negara yang para penduduknya bisa seenaknya kalian seret-seret,” ujar pemimpin 63 tahun tersebut kemarin (23/3/17). Pernyataan Erdogan itu menandai babak baru permusuhan Turki dengan negara-negara Eropa, khususnya Uni Eropa (UE). Bulan ini, Turki bersitegang dengan Jerman dan Belanda terkait referendum perubahan sistem pemerintahan.

Dalam pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun-stasiun televisi Turki dan Eropa tersebut, Erdogan menegaskan bahwa sikap tak bersahabat negara-negara UE bakal membuat Eropa tidak aman. ”Jika Eropa terus bersikap seperti ini, tak akan ada seorang warga Eropa di belahan dunia mana pun yang bisa melangkah dengan aman di jalanan. Eropa akan hancur karena (sikap) seperti itu,” ucapnya.

Erdogan lantas menyerukan pada negara-negara Eropa untuk menghormati HAM serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Dia menganggap Belanda terlalu kasar dalam memperlakukan sekelompok warga Turki yang berunjuk rasa di Kota Rotterdam beberapa waktu lalu. Kelompok pro-Erdogan yang menggelar aksi protes di dekat gedung konsulat Turki itu dibubarkan paksa oleh polisi antihuru-hara.

Pembubaran tersebut melibatkan meriam air, pasukan berkuda, dan sejumlah anjing. Padahal, menurut Ankara, kelompok pro-Erdogan yang berusaha menarik simpati warga demi kemenangan Yes dalam referendum 16 April mendatang itu menyampaikan aspirasi dengan baik-baik. Erdogan mengklaim unjuk rasa tersebut berlangsung damai.

Komentar Erdogan itu langsung ditanggapi Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier yang baru dilantik. ”Kami memandang Turki dengan penuh rasa cemas. Sebab, segala hal yang terjalin baik selama bertahun-tahun, bahkan berdekade-dekade, terancam rusak,” katanya.

Indonesia Mengutuk
Serangan teror di parlemen Inggris Rabu (22/3/17) lalu membuat Presiden Joko Widodo ikut angkat bicara. Selain mengutuk, dia juga mengingatkan WNI di London untuk lebih berhati-hati. Setidaknya, sampai otoritas kepolisian setempat menyatakan situasi sudah kembali aman.

’’Indonesia mengutuk keras tindakan terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya,’’ ujar Presiden di Bandara Hang Nadim, Batam, Kamis (23/3/17).

Pelaku Teror London Warga Asli Inggris
Tentang pelaku bom di gedung parlemen Inggris, Scotland Yard mengaku sudah mengantongi identitasnya. Tapi, untuk keperluan penyelidikan, Downing Street 10 memutuskan tidak mempublikasikannya sekarang. Dalam keterangan resminya, Perdana Menteri (PM) Theresa May menyebut pelaku pernah diperiksa badan intelijen dalam negeri Inggris, M15.  

”Yang bisa saya informasikan adalah bahwa pelaku lahir di Inggris. Beberapa tahun lalu, dia juga pernah diinterogasi M15 karena dugaan kekerasan dan ekstremisme,” terang May dalam surat tertulisnya untuk parlemen kemarin.



sumber: riaupos.co

Berita Lainnya

Index