Janda Muda WNI Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam

Janda Muda WNI Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam
Janda Muda WNI Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam

MALAYSIA - Perjalanan Siti Aisyah ke Malaysia berakhir tragis. Masuk Johor via Batam pada 2 Februari, dia ditangkap Polisi Diraja Malaysia kemarin. Janda berusia 25 tahun itu dituduh menjadi salah seorang pembunuh Kim Jong-nam, kakak pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un.

Jong-nam tewas di terminal 2 Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 pada Senin (13/2/17). Dia kolaps setelah dua perempuan yang mendekatinya menyemprotkan cairan ke wajahnya. Sempat ditolong petugas medis bandara, Jong-nam akhirnya tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Dengan bantuan rekaman CCTV, kepolisian Malaysia berhasil menangkap dua perempuan itu. Perempuan pertama teridentifikasi sebagai warga Vietnam bernama Doan Thi Huong. Dia ditangkap terlebih dahulu di KLIA 2 pada Rabu (15/2/17) pukul 08.20 waktu setempat. Selanjutnya, dini hari kemarin (16/2/17) Siti Aisyah ditangkap polisi di salah satu hotel di Kawasan Ampang, perbatasan Selangor-Kuala Lumpur.

Selain dua perempuan itu, polisi mengamankan pria Malaysia bernama Muhammad Farid bin Jalaluddin. Dia ditangkap pada hari yang sama dengan Doan Thi Huong. Pria yang disebut-sebut kekasih Siti itu dikabarkan membantu penangkapan perempuan kelahiran Serang, Banten, tersebut. ”Iya betul. Sudah dikonfirmasi bahwa dia (Siti Aisyah, red) adalah benar WNI berdasar paspor dan interogasi,” kata Kepala Kepolisian Selangor Datuk Seri Abdul Samah Mat kepada Jawa Pos (JPG) di Kuala Lumpur kemarin.

Keterlibatan Siti yang pada 11 Februari lalu genap berusia 25 tahun dalam pembunuhan Jong-nam adalah sesuatu yang sangat mengejutkan. Diyakini, itu adalah pembunuhan yang melibatkan operasi intelijen tingkat tinggi.

Banyak pihak, termasuk intelijen Korea Selatan, menduga pembunuhnya adalah pihak berkuasa di Korea Utara. Media Inggris Telegraph menyatakan, Kim Jong-un sangat mungkin berada di balik pembunuhan itu. Jong-un selama ini dikenal paranoid terhadap keluarga dekatnya. Dia takut digulingkan dari kekuasaannya. Pamannya sendiri, Jang Song-thaek, dibunuh pada 2014 karena dianggap akan makar. Cara eksekusinya sangat sadis, Song-thaek dibiarkan dimangsa kawanan anjing yang kelaparan. Jong-nam, yang tidak lain adalah putra tertua mendiang Kim Jong-il, oleh banyak pihak diprediksi akan menggantikan Jong-un apabila pemerintahannya kolaps. Apalagi, ada kabar bahwa Cina ada di belakang Jong-nam.

Sampai kemarin, pihak kepolisian Malaysia belum menjelaskan secara terperinci penyebab kematian Jong-nam. Jenazah pria berusia 45 tahun itu masih diotopsi.

Soal profil Siti Aisyah, Datuk Seri Abdul mengungkapkan, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan secara detail. Mereka akan terus memeriksa selama tujuh hari. Yang jelas, seperti halnya Doan Thi Huong, Siti tertangkap kamera CCTV berada di dekat Kim Jong-nam tidak lama sebelum pria tersebut kolaps. ”Untuk mendalami latar belakangnya, kami melakukan penahanan selama tujuh hari, terhitung sejak hari ini (kemarin, red),” ungkapnya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur (KBRI KL) menyatakan belum bertemu langsung dengan Siti Aisyah. Karena itu, KBRI KL belum bisa memastikan apakah perempuan yang ditangkap itu adalah Siti Aisyah seperti data yang tertera di paspor. ”Kan bisa saja orang itu hanya memegang paspornya. Bukan pemilik paspor,” kata Yusron B Ambary, koordinator fungsi konsuler KBRI Kuala Lumpur, kepada Jawa Pos saat ditemui di kantor KBRI KL.

Kementerian Luar Negeri Indonesia dan KBRI KL belum memastikan status Siti dalam kasus pembunuhan itu. Namun, berdasar data alamat yang didapatkan JPG, Siti yang dimaksud pernah tinggal di Jakarta Barat. Warga membenarkan bahwa Siti pernah tinggal di rumah mertuanya disana. Namun, tahun lalu Siti pergi dari rumah tersebut setelah bercerai dengan suaminya.

Siti bersama dua rekannya saat ini sedang diperiksa intensif oleh Polisi Diraja Malaysia. Kepada polisi, Doan Thi Huong mengaku dirinya dan teman traveling-nya menyemprot wajah Jong-nam dengan cairan sebagai lelucon. Adalah empat pria yang pergi bersama dirinya yang menyuruh Doan Thi Huong melakukan gurauan seperti itu.

”Mereka mengatakan itu adalah lelucon. Saya tidak tahu bahwa itu adalah aksi untuk membunuh dia (Kim Jong-nam, red),” kata seorang sumber Oriental Daily.

Surat kabar tersebut menulis, Doan Thi Huong bepergian bersama seorang teman perempuan dan empat laki-laki. Mereka datang ke Malaysia sebagai turis. Menurut Doan Thi Huong, setiba mereka di KLIA 2, empat teman laki-lakinya itu berkata ingin mengerjai seorang penumpang disana sebagai lelucon. Mereka lalu menyuruh Doan Thi Huong menyemprot korban dengan cairan tertentu. Teman perempuannya bertugas menutup wajah korban dengan sapu tangan.

Berdasar sumber dari kepolisian, tidak lama setelah kejadian, perempuan yang diduga sebagai tersangka tersebut naik taksi dan pergi meninggalkan bandara. Sementara itu, empat laki-laki tersebut pergi ke sebuah hotel di Salak Tinggi. Doan Thi Huong mengaku, ketika tidak bisa menemukan teman-temannya, dirinya memutuskan kembali ke bandara keesokan harinya. Dia lalu ditangkap di bandara pada Rabu.

Deputi Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi menjelaskan, Jong-nam masuk Malaysia dengan menggunakan paspor atas nama Kim Chol pada 6 Februari. Zahid menduga Jong-nam membawa dua identitas berbeda. Dia menegaskan, paspor yang dibawa Jong-nam adalah paspor asli yang diterbitkan pemerintah Korea Utara. ”Kemungkinan ini adalah dokumen undercover. Tapi, ini adalah paspor asli,” katanya kepada wartawan saat ditemui setelah menghadiri rapat di Putrajaya, Malaysia, kemarin.

Jenazah Jong-nam, sampai berita ini diturunkan, masih berada di Institut Perubatan Forensik Negara Hospital Kuala Lumpur.



sumber: riaupos.co


Berita Lainnya

Index