iniriau.com, PEKANBARU – Kementerian Kehutanan melalui Program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) memperkuat rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat dengan menggelar Sekolah Lapang Rehabilitasi Mangrove (SLRM) di Provinsi Riau. Sekolah lapang ini menjadi sarana pembelajaran partisipatif yang mengombinasikan teori dan praktik lapangan guna meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat pesisir sebelum melaksanakan penanaman mangrove.
Manager PPIU M4CR Riau, M. Arif Fahrurozi, mengatakan sekolah lapang memastikan rehabilitasi mangrove dilakukan sesuai kaidah yang benar. “Masyarakat dibekali pemahaman menyeluruh, mulai dari persiapan, penanaman, hingga pemeliharaan mangrove,” ujarnya.
Materi pelatihan meliputi pengelolaan ekosistem mangrove, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pembibitan, penanaman, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini juga menjadi ruang berbagi pengetahuan dan praktik baik antar kelompok masyarakat.
Sepanjang 2025, PPIU M4CR Riau telah melaksanakan sekolah lapang di 31 desa dengan melibatkan 42 kelompok masyarakat dan 744 peserta di Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, dan Bengkalis. Salah satu peserta, Rozali dari Kelompok Bakau Indah, menilai program ini sangat membantu masyarakat menghadapi abrasi.
“Kami jadi lebih paham cara menanam dan merawat mangrove dengan baik agar abrasi bisa dikurangi,” katanya. Melalui Sekolah Lapang Rehabilitasi Mangrove, Program M4CR mendorong peran aktif masyarakat dalam pemulihan ekosistem pesisir secara berkelanjutan.**
