iniriau.com, PEKANBARU – Hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru sejak Minggu (13/10) kembali menimbulkan genangan di sejumlah titik. Air merendam jalan-jalan utama kota hingga membuat lalu lintas tersendat berjam-jam.
Beberapa ruas jalan yang terdampak cukup parah di antaranya Jalan Jenderal Sudirman, Tuanku Tambusai, dan Arifin Ahmad. Pengendara terpaksa melambatkan laju kendaraan karena genangan air setinggi lutut orang dewasa di beberapa lokasi.
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, menyebut kondisi banjir yang terus berulang ini menjadi sinyal bahwa sistem drainase di kota masih jauh dari ideal.
“Kita harus akui, sebagian besar drainase sudah tidak berfungsi maksimal. Ada yang tertutup bangunan, ada pula yang tersumbat sedimen. Air akhirnya tidak punya jalur keluar,” ujar Agung, Senin (13/10).
Agung menuturkan, persoalan banjir bukan muncul tiba-tiba, melainkan akumulasi masalah lama yang belum terselesaikan. Karena itu, Pemko Pekanbaru kini berupaya menata ulang sistem pengendalian air agar lebih efektif.
“Banjir ini sudah menjadi masalah menahun, lebih dari satu dekade. Tapi sekarang kami fokus mencari solusi permanen. Penataan ulang drainase jadi prioritas,” tegasnya.
Agung juga mengungkapkan bahwa pemerintah kota akan menerapkan sistem biopori sebagai upaya jangka panjang menanggulangi banjir. Program ini akan dijalankan tahun depan dengan menggandeng Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, tim dari BPBD dan Dinas Sosial juga telah dikerahkan untuk memantau kondisi lapangan dan membantu warga terdampak.
“Curah hujan kemarin memang ekstrem. Kami prihatin, tapi juga bersyukur air lebih cepat surut dibanding sebelumnya. Ini pertanda ada progres dari upaya kita,” tutup Agung.**
.jpeg)
