.jpeg)
iniriau.com, Pekanbaru –Menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diprediksi meningkat di musim kemarau, sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Riau resmi menetapkan status siaga darurat. Sementara itu, Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hilir masih dalam proses pembahasan.
M. Edy Afrizal, Kepala Pelaksana BPBD Damkar Riau, mengatakan langkah ini diambil untuk mempercepat koordinasi dan penanganan jika karhutla terjadi.
"Lebih baik bersiap sebelum bencana terjadi. Dengan status siaga, segala bentuk bantuan dan koordinasi dapat bergerak lebih cepat," ujarnya.
Penetapan status siaga ini didorong oleh meningkatnya temuan titik panas (hotspot) di beberapa wilayah, serta prediksi BMKG bahwa musim kemarau akan mulai melanda Riau pada Mei 2025.
Sementara itu, Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan edukatif, mulai dari Karhutla Fun Run hingga Jambore Karhutla.
"Generasi muda perlu lebih peduli terhadap lingkungan. Edukasi tidak hanya lewat imbauan, tapi juga melalui kegiatan yang kreatif dan dekat dengan mereka," jelasnya.
Untuk memperkuat mitigasi, Pemprov Riau telah mengajukan permohonan operasi modifikasi cuaca (OMC), patroli udara, dan water bombing kepada pemerintah pusat. Selain itu, lebih dari 17.700 personel lintas instansi — mulai dari TNI, Polri, Manggala Agni, hingga relawan MPA dan perusahaan-perusahaan — telah disiagakan untuk membantu mengendalikan potensi karhutla di seluruh wilayah Riau.**
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
