Iniriau.com, BLITAR - Kondisi tubuh mayat dalam koper saat ditemukan belum kaku. Tubuhnya masih lemas dan bisa dikembalikan seperti semula. Diperkirakan waktu kematian korban 6 jam sebelum ditemukan.
Kondisi mayat dalam koper itu tertekuk. Kedua betis ditekuk ke belakang paha. Berhimpitan dengan bagian atas badan yang tertekuk di atasnya.
Koper hitam dengan volume 60 x 40 cm itu, mencukupi dengan mayat yang ditekuk menjadi dua lekukan. Diduga, korban dimutilasi hanya beberapa jam pascaditemukan mayatnya di dalam koper.
Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono mengatakan tim forensik masih bisa meluruskan jasad korban, saat dikeluarkan dari dalam koper.
"Kondisi jasad masih lemas. Diduga mayat ini hanya dalam hitungan jam ditemukan setelah dimutilasi," kata Heri kepada detikcom, Kamis (4/4/2019).
Dosen dan Praktisi kedokteran Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya-RSSA Malang, dr Eriko Prawestiningtyas SpF mengatakan, secara teori normatif, mayat akan mengalami fase kaku seluruh tubuhnya setelah enam jam meninggal dunia. Jasad akan kaku secara bertahap dari beberapa bagian tubuh.
"Pada dua jam pertama, itu bagian wajah yang lebih dahulu kaku. Karena bagian wajah ototnya paling kecil. Makin besar otot, maka makin lama kakunya. Seperti bagian kaki itu secara teori normatif akan mulai kaku selama empat sampai enam jam setelah meninggal," tambah Eriko.
Jasad akan kaku menyeluruh setelah selama 12 jam meninggal. Namun, pascafase kaku pertama setelah 12 jam berlalu, kondisi jasad akan kembali lemas. Namun kondisi lemas ini, akan menuju ke fase pembusukan.
"Namun kondisi ini juga tergantung kondisi lingkungan, suhu, apakah orang itu semasa hidupnya menderita sakit tertentu," pungkasnya.
Menurut Eriko, kondisi mayat dalam koper yang ditemukan di Blitar kondisinya masih lemas, ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, memang jasad baru saja meninggal. Atau sudah melalui fase kaku pertama selama 12 jam setelah kematiannya. (Detik)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)