iniriau.com, PEKANBARU – Dibukanya akses Jalan Bayang (Kabupaten Pesisir Selatan) menuju Alahan Panjang (Kabupaten Solok) memangkas jarak tempuh warga dua kabupaten tersebut yang sebelumnya harus memutar via Padang dan Sitinjau Laut. Namun, di balik manfaat itu, terbuka pula celah bagi maraknya aksi ilegal logging di kawasan hutan Bayang.
Aktivitas pembalakan liar tersebut kian masif. Pelaku menjarah kayu alam tanpa kendali, mengancam kelestarian hutan dan memicu risiko bencana ekologis seperti longsor dan banjir bandang di musim hujan. Warga Bayang yang resah akhirnya melaporkan kondisi ini kepada Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) Provinsi Riau.
Merespons laporan tersebut, IKPS Riau menggelar pertemuan dengan anggota DPRD Pesisir Selatan Aprinal Tanjung, Arfidal, dan Novermal yang tengah melakukan kunjungan kerja di Pekanbaru, Kamis (31/7). Pertemuan tersebut juga dihadiri akademisi dan tokoh masyarakat, yang seluruhnya sepakat mendesak penindakan tegas terhadap para pelaku pembalakan liar.
Ketua IKPS Riau, H Jhon Satri, dengan tegas meminta Kapolda Sumatera Barat dan Gubernur Sumbar bertindak cepat.
"Kerusakan lingkungan akibat ilegal logging ini sudah sangat serius. Dampaknya langsung terasa ke perekonomian dan keselamatan warga sekitar. Kami mendesak Kapolda Sumbar dan seluruh aparat penegak hukum menangkap para pelaku dan memutus jaringan pembalakan liar ini," ujar Jhon Satri di Pekanbaru, Sabtu (2/8).
Desakan serupa disampaikan DR. Alirman Sori, S.H., M.H., M.M., anggota Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR 2024-2029. Ia mengingatkan Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi agar tidak tinggal diam menghadapi perusakan kawasan hutan yang menghubungkan Sariak Bayang-Alahan Panjang.
"Pembiaran aktivitas ini hanya akan mempercepat kerusakan ekosistem dan mengancam nyawa masyarakat. Kapolda Sumbar harus segera memproses hukum para pelaku yang terang-terangan melakukan pembalakan di jalur tembus Bayang-Alahan Panjang," tegas Alirman Sori, mantan Senator Sumatera Barat itu.
Baik IKPS Riau maupun tokoh masyarakat Pesisir Selatan sepakat, jika pembalakan liar terus dibiarkan, bencana ekologis hanya tinggal menunggu waktu.**
.jpeg)
.jpeg)
