iniriau.com, PEKANBARU – Pemerintah Kota Pekanbaru terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan program “Zero Putus Sekolah”, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan siswa yang terpaksa berhenti sekolah akibat kendala biaya.
Melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, upaya konkret dilakukan dengan menyusun skema bantuan pendidikan gratis dan menjajaki solusi bagi siswa sekolah swasta yang ijazahnya tertahan karena tunggakan biaya.
“Kami tidak ingin ada anak yang terhambat masa depannya hanya karena masalah administrasi. Untuk sekolah negeri, instruksi sudah jelas. Sementara untuk swasta, kita bangun dialog agar ada solusi bersama,” ujar Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Rabu (30/7).
Sebagai langkah awal, Pemko akan memanfaatkan dana zakat profesi dari para guru—yang nilainya mencapai sekitar Rp150 juta per bulan—untuk membantu menebus ijazah siswa yang tertahan.
“Zakat profesi ini akan kita alokasikan untuk kebutuhan mendesak seperti ini. Kalau misalnya ada tunggakan Rp5 juta, bisa saja dibantu sebagian agar ijazahnya bisa segera diambil,” jelas Jamal.
Ia juga menegaskan, arahan langsung dari Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho adalah agar setiap anak tetap bisa melanjutkan pendidikan, tanpa terkendala biaya.
“Pemkot tengah mendata anak-anak yang putus sekolah untuk segera dikembalikan ke bangku pendidikan,” tambahnya.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemko Pekanbaru untuk menekan angka putus sekolah dan memastikan setiap anak mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan.**