iniriau.com, KUANSING– Bupati Kuantan Singingi, Dr. H. Suhardiman Amby, Ak., M.Si, mengajak media siber untuk berperan aktif dalam mendorong kemajuan sektor pariwisata di daerah. Ajakan tersebut disampaikannya saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) II Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Riau di Aula Kantor Camat Kuantan Tengah, Taluk Kuantan, Sabtu (19/7/2025).
Menurut Suhardiman, peran media sangat vital di era digital saat ini. Media tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga sarana promosi efektif yang mampu menjangkau publik secara luas dan cepat.
“Kalau hanya mengandalkan promosi dari pemerintah, mungkin gaung Pacu Jalur tidak akan sejauh ini. Media, jurnalis, dan konten kreatorlah yang membuatnya viral dan mendunia,” ujar Suhardiman.
Ia menegaskan, kemajuan pariwisata bukan semata soal infrastruktur atau event, tetapi juga menyangkut kenyamanan dan kesan wisatawan. Untuk itu, Suhardiman meminta insan media ikut mengawasi berbagai praktik yang merugikan sektor pariwisata, seperti pungutan liar atau pelayanan buruk.
“Kalau ada hal-hal yang merusak citra pariwisata, seperti harga tidak wajar atau pelayanan yang mengecewakan, laporkan langsung ke saya. Kita ingin wisatawan merasa nyaman dan ingin kembali lagi,” tegasnya.
Musda II JMSI Riau ini bertepatan dengan peringatan HUT ke-5 JMSI tingkat Provinsi Riau. Suhardiman berharap momentum ini bisa memperkuat sinergi antara pemerintah dan media untuk membangun daerah secara kolaboratif.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat JMSI, Dr. Faisal Mahrawa, yang hadir mewakili Ketua Umum JMSI Pusat, mengingatkan pentingnya tiga hal bagi media siber agar tetap eksis: menjaga kualitas jurnalistik, keberlanjutan bisnis media, dan penguasaan teknologi digital.
“Kita hidup di era kecepatan informasi. Tapi kecepatan saja tidak cukup, jurnalisme tetap harus berkualitas,” katanya.
Ketua JMSI Riau, H. Deni Kurnia, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemkab Kuansing. Ia menegaskan JMSI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam agenda pembangunan, publikasi, edukasi, hingga pengawasan sosial.
“Sinergi antara media dan pemerintah tidak boleh berhenti di acara seremonial. Harus terus dibangun dalam semangat kolaborasi untuk kepentingan masyarakat luas,” ujar Deni.**
