Tangkal Isu Negatif, Bujang Dara Sawit Turut Kampanyekan Citra Positif

Tangkal Isu Negatif, Bujang Dara Sawit Turut Kampanyekan Citra Positif
Bujang Dara sawit turut kampanyekan citra positif (foto: istimewa)

iniriau.com,PEKANBARU - Pemilihan Bujang Dara Sawit yang ditaja Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) di Universitas Riau (Unri) tuntas sudah. Sebanyak tiga pasang bujang dara sawit dari  75 peserta yang mendaftar pun diumumkan. Semua peserta berasal dari berbagai jurusan yang ada di Unri.

Pemenang pertama Bujang Dara Sawit tersebut adalah pertama, Nur Akbar (Agrotekhnologi) - Kopipah Umaroh (Ilmu Kelautan). Kedua, Ario Pamungkas (Agrobisnis Perikanan) - Frisca Alvuonita (Tekhnologi Pertanian). Ketiga, Raja Ayattul  Putra (Matemetika) - Latifah Tiara Azmi (Kimia).

Kegiatan pemilihan Bujang Dara Sawit ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan  Goes to Campus oleh Apkasindo. Para pemenang ini nantinya menjadi duta mahasiswa untuk mengkampanyekan citra positif soal sawit, baik secara nasional mau pun dunia internasional.

"Para finalis bujang dara sawit ini untuk mempromosikan pentingnya kelapa sawit bagi Indonesia dan dunia. Jadi mereka jadi corong untuk mengkampanyekan hal-hal positif soal sawit," kata Sekretaris Apkasindo Riau Djono A Burhan, sekaligus Ketua Panitia acara Goes to Campus, Kamis (26/10/23).

Para pemenang Bujang Dara Sawit ini, nantinya akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan Apkasindo. Bersamaan dengan itu, pengetahuan mereka soal sawit terus diperdalam akan manfaat sawit baik secara ekonomi mau pun kehidupan.

"Kita akan libatkan dalam berbagai kegiatan Apkasindo. Sehingga pengetahuan mereka juga tentang sawit semakin mendalam," ungkap Djono.

Menurut Djono lagi, alasan pentingnya melibatkan mahasiswa dalam hal sawit, pihak-pihak tertentu yang menjadi lembaga swadaya asing, menyasar kaum milenial termasuk mahasiswa dalam kampanye hitam soal sawit.

"Kami menilai sangat penting, karena mahasiswa memiliki pemikiran kritis, tetapi tidak jarang mahasiswa juga sering jadi sasaran oleh NGO untuk mengkampanyekan negatif soal sawit," ungkap Djono.

Sawit kerap diartikan sesuatu perusak, bahkan merugikan ekosistem. Justru sebaliknya, sawit bagi Indonesia khususnya Riau merupakan penopang ekonomi sebagian besar masyarakat. Sawit tak hanya menghasilkan minyak sebagai kebutuhan keseharian dapur. Tetapi ada banyak produk turunan yang dihasilkan dari sawit. Diantaranya sabun hingga kosmetik.

Hebatnya lagi, Riau yang memiliki perkebunan sawit terluas di Indonesia ini, tidak semua negara yang bisa ditumbuhi sawit dengan subur.

"Ini kekayaan alam kita, tidak semua negara yang bisa seperti kita. Keunggulan ini yang kemudian mereka kampanyekan sesuatu yang buruk. Agar citra kita di dunia menjadi negatif," ujar Djono.

Sekjen DPP Apkasindo sebelumnya dalam kegiatan Goes to Campus di Unri juga mengatakan bahwa tidak banyak daerah belahan negara di dunia ini yang dapat ditumbuhi sawit. Keistimewaan ini sudah seharusnya dipahami secara bijak. Karena itu, Rino pun mengajak kepada para mahasiswa agar turut serta mengkampanyekan sawit baik untuk kehidupan.

Melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sebagian dari hasil sawit dipergunakan untuk kepentingan publik. Diantaranya pemberian beasiswa yang diperuntukan bagi anak keluarga petani sawit, termasuk di Riau.

"Kampus ini bagi kami adalah bagian dari perjuangan sawit di Indonesia. Ini penting, karena bagaimana sawit sangat berguna bagi kehidupan," papar Rino.**

#Bisnis

Index

Berita Lainnya

Index