Korupsi Meningkat di Riau, Pengamat Politik: Jangan Pilih Pemimpin yang Perkaya Diri

Korupsi Meningkat di Riau, Pengamat Politik: Jangan Pilih Pemimpin yang Perkaya Diri
Ilustrasi - internet

Iniriau.com, PEKANBARU - Pengamat Politik  Universitas Riau, Zulwisman SH MH dengan tegas mengajak  masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang suka menjarah uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Banyaknya eks kepala daerah yang ditangkap KPK menurut  Zulwisman menunjukkan bahwa semasa menjabat, para kepala daerah tetsebut gemar melakukan tindakan melawan hukum terhadap uang rakyat.

"Yang menjadi penyebab perilaku korupsi karena tidak paham dengan regulasi, serta penegakan hukum yang tebang pilih, dan suka memperkaya diri sendiri" ujar Zulwisman, Senin (9/1/23).

Di sisi lain, sistem pengisian jabatan  dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum, masih berlangsung dalam sistem pemerintahan kita. Da  itu ikut mendorong perilaku korup di kalangan para pemimpin.

"Perilaku korupsi di Riau sudah sangat mengkhawatirkan. Ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, seperti yang saya bilang, hati-hati memilih pemimpin. Kenali watak dan karakter calon pemimpin. Jangan pilih yang tidak jujur dan suka melanggar aturan," ujar dosen Unri ini.

Zulwisman menghimbau kasus korupsi yang sudah ada hendaknya menjadi pelajaran  bagi calon pemimpin ke depan. Jangan ada lagi penangkapan dan penahanan terhadap kepala daerah baik yang aktif maupun tidak menjabat lagi.

" Kasihan kan, masa pensiun dihabiskan di tahanan. Marwah Negeri Melayu ini mau dibawa kemana jika para pemimpinnya korup semua," kata Zulwisman.

Selaku akademisi, Zulwisman mengaku prihatin dengan kondisi ini. Menurutnya, kriteria calon pemimpin yang dibutuhkan raktat adalah pemimpin yang punya Integritas dan komitmen  terhadap diri dan kepentingan daerah. Bentuk komitmen terhadap diri yakni tidak KKN, memahami bahwa korupsi adalah prilaku yang harus dihentikan. Serta harus benar-benar berpihak pada kepentingan daerah (publik).

 “Jangan calon pemimpin yang mengejar penghormatan dan puja puji semata Jabatan adalah sarana untuk pelayanan bagi masyarakat daerah maka pahami aturan main (hukum) dalam penyelenggaraan pemerintahan,” ujarnya.

Zulwisman juga berpesan  dimana setiap calon, baik yang akan duduk menjadi anggota legislatif maupun kepala daerah harus memahami hakekat jabatan. Jabatan yang diperebutkan itu bukan untuk gagah-gagahan dan untuk memperkaya diri. Jabatan harus jadi juga sarana mendekatkan diri sebagai hamba Tuhan,” tutupnya. **

 

Berita Lainnya

Index