Tanamkan Kesadaran Berbahasa Baik dan Benar

Balai Bahasa Riau Gelar Penyuluhan Bahasa untuk Media Massa

Balai Bahasa Riau Gelar Penyuluhan Bahasa untuk Media Massa
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Drs. Umar Solikhan menyampaikan sambutan dalam kegiatan penyuluhan bahasa untuk media massa di Alpha Hotel Pekanbaru, Selasa (11/4/2017). (RIAU POS)

PEKANBARU - Pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar dan kesadaran berbahasa dalam dunia jurnalistik adalah faktor utama dalam perkembangan media massa. Hanya saja, wartawan dan pekerja media sebagai pengguna bahasa sering kali mengabaikan hal itu, terutama bahasa Indonesia.

Menyikapi hal itu, Balai Bahasa Provinsi Riau (BBPR) menggelar penyuluhan bahasa Indonesia untuk media massa, di Alpha Hotel Pekanbaru, Selasa (11/4/2017) lalu.

Acara yang akan digelar untuk tiga hari ke depan ini resmi dibuka oleh Kepala BBPR Drs. Umar Solikhan, M.Hum. setelah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau Dheni Kurnia yang dijadwalkan sebelumnya, berhalangan hadir.

Umar Solikhan dalam sambutannya, sekaligus penyampaian materi pertama dalam acara ini, memaparkan sejarah bahasa Indonesia. Dia mengatakan, bahasa Indonesia lahir dari kesepakatan para pemuda yang berhimpun dalam Kongres Pemuda II pada 1928.

"Awalnya para pemuda ingin menggunakan kalimat, "Berbahasa satu, bahasa Melayu’. Namun, seorang wartawan bernama Mohammad Tabrani mengusulkan agar diganti dengan bahasa Indonesia," kata Umar Solikhan.

Selanjutnya, Umar banyak bertutur soal historiografi bahasa Indonesia dari era Ejaan Van Ophuijsen hingga yang terbaru, Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Adapun EBI, sambungnya, resmi diluncurkan pada 2015 lalu. Dalam pemaparannya itu, Umar juga menyinggung soal politik dalam bahasa yang, menurutnya, banyak memengaruhi kehidupan berbangsa.

Adapun pemateri selanjutnya, Dr. Fatmahwati, M.Pd. menyampaikan bahwa EBI dan bahasa Indonesia, saat ini, juga tak lepas dari kritik. Karena itu, bahasa yang sifatnya luwes dan merupakan hasil kesepakatan atas pelbagai tinjauan, termasuk bahasa Indonesia, kata dia, masih bisa dikritik. "Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap bahasa dari daerah lain di seluruh Indonesia," ujarnya.

Terkait EBI, dia menerangkan, hendaknya dapat menjadi acuan bagi wartawan, terutama yang hadir dalam kesempatan itu, untuk menuliskan berita. Bagi pewarta, imbuhnya, bahasa adalah alat utama dan karena itu, kesadaran akan pentingnya berbahasa yang baik dan benar menjadi sesuatu yang harus mendapat perhatian khusus.

"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dapat diunduh untuk bahan bagi para pewarta dalam menulis dengan bahasa yang baik dan benar," ucapnya seraya mengakhiri paparannya soal EBI.

Pelatihan BBPR ini akan digelar hingga Kamis, 13 April 2017. Berbagai materi terkait kebahasaan yang akan dipaparkan oleh pemateri dalam kegiatan ini, antara lain, "Bentuk dan Pilihan Kata" dan "Kalimat dan Paragraf". Kegiatan ini tampak diikuti oleh pelbagai wartawan dan pekerja media massa dari seluruh Kota Pekanbaru.


sumber: riaupos.co

Berita Lainnya

Index