SEOUL - Uji coba rudal terbaru Korea Utara yang berakhir dengan ledakan mid-flight, disengaja dan bukan bagian dari peluncuran yang gagal, kata pejabat Korea Selatan.
"Kami tidak percaya ledakan di udara itu sebagai kecelakaan," kata seorang pejabat pemerintah kepada gerai TV Korea Selatan. Sebaliknya, mereka percaya bahwa taktik itu dimaksudkan sebagai ujian "untuk mengembangkan senjata nuklir yang berbeda dari yang sudah ada," kata pejabat tersebut, menurut Korea Times.
" Rudal tak dikenal " diluncurkan dari Provinsi Pyeongan Selatan Sabtu pagi pekan lalu. Rudal tersebut tidak pernah meninggalkan wilayah Korea Utara, hanya mampu mencapai ketinggian 71 kilometer sebelum proyektil meledak, menurut pejabat militer AS dan Korea Selatan.
"Kemungkinan hanya masalah waktu sebelum Korea Utara mengembangkan kemampuan untuk menyerang daratan AS," kata Menlu Rex Tillerson Jumat lalu di sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Ini sesuai dengan apa yang dikatakan KCNA, media pemerintah Korea Utara pada hari Senin. Bahwa Korea Utara "telah memperkuat pengembangan kemampuan nuklirnya meski banyak mengalami kesulitan," tulis KCNA yang mengutip seorang juru bicara kementerian luar negeri.
Tes terbaru memperlihatkan rudal meledak sekitar dua atau tiga menit setelah peluncuran. Menurut pakar militer Korea Selatan, rudal tersebut mencapai ketinggian tiga kali lebih tinggi dari "ketinggian stabil, yang berarti kemungkinan kegagalan mekanis internal menyebabkan ledakan sangat rendah," Korea Times melaporkan. (rt.com/sputniknews/zar/riaupos.co)