iniriau.com, Agam — Di antara puing, lumpur, dan tangis warga yang kehilangan sanak saudara akibat galodo dahsyat di Salareh Aia, Panyalaian, Kabupaten Agam, pada Kamis (27/11/2025), sebuah kisah yang menggetarkan hati muncul dari tengah bencana.
Seorang bayi laki laki berusia empat bulan ditemukan selamat oleh warga. Tubuh mungil itu tergeletak di atas tumpukan jerami, dengan pakaian yang basah dan penuh lumpur. Tak ada yang menyangka, di tengah derasnya arus yang menghanyutkan rumah dan nyawa, bayi itu masih bernapas.
Namun kebahagiaan itu bercampur pilu. Kedua orang tuanya ditemukan meninggal dunia tak jauh dari lokasi. Bayi tersebut kini menjadi satu-satunya yang bertahan dari keluarganya.
Warga yang menemukan bayi itu tak kuasa menahan haru. Bayi tersebut langsung dibawa ke pusat kesehatan setempat untuk penanganan medis. “Ini benar-benar keajaiban. Allah masih menyelamatkan dia,” ujar seorang warga dengan mata berkaca-kaca.
Kabar selamatnya bayi itu dengan cepat tersebar di media sosial. Ribuan warganet mengungkapkan rasa syukur sekaligus duka mendalam. Ada yang menyebutnya sebagai tanda kekuasaan Tuhan, ada pula yang menulis doa agar bayi itu kelak mendapat kehidupan yang lebih baik meski harus tumbuh tanpa orang tua.
Sementara itu, relawan dan pihak berwenang kini memberikan perhatian khusus terhadap kondisi bayi tersebut. Di balik kehancuran dan kehilangan, kisah bayi empat bulan yang selamat ini menjadi secercah harapan. Namun juga menjadi pengingat akan besarnya duka yang ditinggalkan oleh bencana galodo di Sumatera Barat.**
