iniriau.com, PEKANBARU – Pengamat lingkungan Riau, Johnny S Mundung, menilai Pemerintah Kota Pekanbaru perlu menyiapkan lokasi khusus bagi pedagang kaki lima (PKL) yang kini berjualan di kawasan Jalan Cut Nyak Dien dan sekitar Kantor Gubernur Riau.
Menurutnya, keberadaan para pedagang di jalur tersebut tidak hanya mengganggu keindahan tata kota, tetapi juga berpotensi menimbulkan kemacetan dan menurunkan kenyamanan publik.
“Lihat saja kalau malam hari, semrawut sekali. Jalanan jadi sempit dan lalu lintas terganggu. Pemko harus menyiapkan tempat yang representatif bagi para PKL itu,” kata Johnny saat diwawancarai iniriau.com, Minggu (5/10) di Pekanbaru.
Mantan Ketua WALHI Riau dua periode itu menambahkan, Pemko juga harus menempuh langkah humanis dalam penataan. Ia menilai para pedagang tersebut sudah cukup lama menggantungkan mata pencaharian di kawasan tersebut.
“Penertiban jangan dilakukan secara kasar. Ajak mereka berdialog agar mau pindah ke lokasi yang sudah disediakan,” ujarnya.
Johnny juga mengingatkan pentingnya kesadaran para pedagang untuk menjaga kerapian, kebersihan, dan keindahan kota bertuah. Terlebih, kawasan Jalan Jenderal Sudirman–Cut Nyak Dien–Diponegoro–Gajah Mada merupakan jantung kota Pekanbaru yang memiliki nilai simbolis tinggi.
“Di kawasan itu ada hutan kota sebagai simbol kelestarian lingkungan, LAMR sebagai simbol marwah Melayu, serta kediaman Gubernur Riau sebagai simbol kepemimpinan daerah. Jadi sudah sepantasnya kawasan itu dijaga bersama,” tegasnya.
Sementara itu, pantauan iniriau.com selama dua hari terakhir menunjukkan tumpukan sampah masih terlihat di beberapa titik sekitar area PKL, terutama pada pagi hari setelah aktivitas jual beli malam.**