iniriau.com, Pekanbaru – Sepanjang delapan bulan terakhir, Kota Pekanbaru sudah menghadapi 131 kasus kebakaran baik bangunan maupun lahan. Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota.
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, menegaskan perlunya peningkatan kecepatan respons dari tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP). Saat ini, rata-rata waktu tempuh petugas menuju lokasi masih sekitar 10 menit, sementara targetnya diharapkan bisa dipangkas menjadi kurang dari 7 menit.
“Kami ingin begitu ada laporan masuk, petugas langsung bisa menjangkau lokasi dengan cepat. Karena di menit-menit awal itulah api masih bisa dikendalikan,” ucap Agung, Minggu (7/9).
Untuk mendukung percepatan tersebut, Pemko Pekanbaru berencana menambah armada damkar di sejumlah kecamatan. Dengan begitu, akses menuju lokasi kebakaran tidak lagi terhambat oleh jarak maupun keterbatasan armada.
Selain faktor kecepatan, Agung menyoroti penyebab utama kebakaran, yakni arus pendek listrik. Ia menyebut sudah berkoordinasi dengan pihak PLN agar ada pengetatan standar instalasi di perumahan dan gedung-gedung.
“Instalasi listrik yang sudah menua sangat rentan. Idealnya setiap 15 tahun harus dicek dan diganti, supaya tidak membahayakan penghuni,” jelasnya.
Wali Kota juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan aspek keselamatan rumah, termasuk penggunaan teralis.
“Kami imbau jangan sampai rumah dikurung penuh dengan teralis. Saat darurat, penghuni bisa terjebak di dalam,” tambahnya.
Ke depan, DPKP Pekanbaru diminta semakin aktif turun ke lapangan memberikan sosialisasi pencegahan dan simulasi evakuasi.
“Masyarakat harus tahu cara memadamkan api sederhana dan bagaimana menyelamatkan diri sebelum petugas tiba. Itu sama pentingnya dengan armada damkar yang siaga,” tutup Agung.**