Autopsi Bongkar Kekejaman Terhadap Ziva, Balita 2 Tahun di Kuansing

Autopsi Bongkar Kekejaman Terhadap Ziva, Balita 2 Tahun di Kuansing
Ilustrasi -net

iniriau.com, PEKANBARU – Kematian tragis Ziva Ramadhani (2), balita asal Kuantan Singingi, Riau, yang semula dikira akibat kecelakaan, kini mengarah pada dugaan kuat tindak kekerasan berat. Fakta itu terungkap usai hasil autopsi jenazah Ziva dirilis oleh tim Forensik Dokkes Polda Riau.

Menurut hasil pemeriksaan forensik, luka-luka di tubuh Ziva tidak mencerminkan akibat kecelakaan, melainkan bekas kekerasan fisik yang terjadi secara bertahap.

“Ada luka baru, ada luka lama. Polanya tidak konsisten dengan kecelakaan biasa. Ini menunjukkan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan lebih dari satu kali,” ujar AKBP Supriyanto, Kepala Subbid Dokpol Bid Dokkes Polda Riau, Senin (16/6/2025).

Tubuh kecil Ziva ditemukan dengan luka di kepala, wajah, dada, tangan, dan kaki. Yang paling parah adalah luka di bagian kepala yang menyebabkan pendarahan hebat di otak.

“Dari hasil uji forensik, cedera di kepala kemungkinan besar akibat hantaman benda tumpul. Itu bukan luka yang bisa terjadi secara tidak sengaja,” tambah Supriyanto.

Kisah memilukan ini bermula saat ibu Ziva, Indah Sukma Dewi Sirait, menitipkan anaknya dan adik Ziva yang masih bayi kepada seorang pengasuh bernama Yogi Pratiwi alias Wiji. Mereka tinggal di rumah kontrakan di Desa Beringin Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah.

Namun, pada Senin (10/6/2025), Ziva dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga mengalami kekerasan. Sumber di kepolisian menyebut ada indikasi Ziva dicekik, didorong, bahkan menjadi korban tindakan cabul.

"Yang kami temukan di lapangan lebih dari sekadar penganiayaan biasa. Ada dugaan kuat bahwa korban mengalami perlakuan yang sangat kejam," ungkap Kapolres Kuansing, AKBP Angga F. Herlambang dalam konferensi pers terpisah.

Mirisnya, beredar pula video yang menunjukkan mulut dan kaki Ziva dilakban. Pelaku sempat membawa korban ke Puskesmas Teluk Kuantan, mengaku korban kecelakaan. Namun, tim medis mencurigai banyaknya luka lebam tak wajar di tubuh korban.

Ziva sempat dirujuk ke RSUD Teluk Kuantan dan menjalani perawatan intensif di ruang ICU, sebelum akhirnya meninggal dunia pada Rabu sore (11/6/2025).

Merasa ada yang janggal, sang ibu langsung melapor ke polisi. Penyidikan pun berujung pada penetapan dua tersangka Yogi Pratiwi dan Alvino Yoki Saputra.

Saat ini, kedua tersangka telah ditahan dan sedang diperiksa secara mendalam. Polisi juga membuka kemungkinan adanya unsur kekerasan seksual dalam kasus ini.

“Kasus ini tidak berhenti di penganiayaan saja. Ada indikasi perbuatan cabul terhadap korban. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan,” tutup Kapolres Angga.

Kasus ini mengguncang publik dan memicu kemarahan masyarakat. Banyak pihak mendesak aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku kekejaman terhadap anak.**

 

#Hukrim

Index

Berita Lainnya

Index