iniriau.com, JAKARTA - Proyek pembangunan ruas tol Sicincin-Bukittinggi yang merupakan bagian dari Tol Padang-Pekanbaru masih belum menemui kepastian. Penyebab utamanya adalah pemangkasan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp 81,38 triliun, sehingga dana yang tersisa untuk tahun ini hanya Rp 29,57 triliun.
Dampaknya tidak hanya dirasakan pada ruas Sicincin-Bukittinggi, tetapi juga terhadap kelanjutan pembangunan Tol Padang-Sicincin yang saat ini sedang berjalan. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada kepastian apakah ruas tol tersebut bisa segera dilanjutkan.
"Awalnya, proyek ini direncanakan akan diajukan dalam Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun, berdasarkan jadwal yang disusun oleh Hutama Karya, PMN itu baru diajukan pada tahun 2026. Saya belum tahu apakah ini akan tetap berjalan atau tidak," ujar Andre, dikutip dari Detiksumut.
Meskipun belum ada kejelasan, Andre menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan agar Tol Sicincin-Bukittinggi masuk dalam alokasi PMN 2026. Jika disetujui, pembangunan tol ini diharapkan bisa dimulai pada akhir 2026 atau awal 2027.
"Kami akan terus mendorong agar proyek ini masuk dalam PMN 2026. Mohon doa agar proyek ini bisa direalisasikan," tutupnya.
Dengan ketidakpastian ini, masyarakat tentu berharap agar proyek tol yang sudah lama dinantikan ini tidak semakin tertunda. Apakah pemerintah akan menemukan solusi percepatan, atau justru proyek ini kembali molor?.**