iniriau.com, Pekanbaru - Status Darurat Sampah yang diberlakukan Pj Wali Kota Pekanbaru Roni Rakhmat untuk Kota Pekanbaru menuai sorotan masyarakat.
Wartawan iniriau.com yang mewawancarai warga kota Pekanbaru, Jumat (17/1) terkait status darurat tersebut mengaku prihatin. Bagaimana mungkin kota yang dulunya bersih dan mendapat Piala Adipura berturut-turut itu kini berstatus "darurat sampah?".
Warga pun meminta Pemerintah Kota Pekanbaru mengevaluasi kembali sistem pengelolaan sampah. Misalnya dengan melibatkan masyarakat mengelola sampah di lingkungannya masing-masing.
Seperti yang dilakukan warga RT 04 Kelurahan Simpang Tiga. Menurut warga sekitar, Hendriyas Sofyan, sampah di lingkungan mereka dikelola oleh warga dengan cara swa kelola. Mulai dari armada angkutan sampah sampai pekerjanya, memberdayakan warga sendiri. Dan hingga kini tidak ada warga yang mengeluhkan soal sampah.
"Sebagai ketua RT saya memberdayakan warga sekitar untuk mengelola sampah. Kita pakai armada warga sendiri, termasuk pekerjanya juga, dan biayanya kita pungut dari iuran warga. Dengan begitu tidak pernah ada masalah," tutur Hendriyas.
Hendriyas meminta pemerintah kota mengembalikan pengelolaan sampah ke masyarakat, dari pada menghabiskan uang miliaran rupiah ke pihak ketiga, namun persoalan sampah tidak kunjung selesai.
"Saran saya, kita kembali seperti sebelumnya, pengelolaan sampah harus dikembalikan ke kecamatan dan kelurahan dengan melibatkan RY/RW. Ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru bagi warga tempatan. Lihat saja sekarang ketika sampah dikelola pihak ketiga, ya seperti ini kejadiannya, sampah menumpuk dimana-mana. Mana pernah Pekanbaru berstatus darurat sampah seoerti ini," tutur Hendriyas.
Warga Simpang Tiga lainnya, Anna berharap masalah sampah di Pekanbaru ini segera teratasi. Karena dampaknya sangat merugikan masyarakat dengan bau menyengatnya.
"Saya harap masalah sampah di Pekanbaru ini segera teratasi. Tumpukan sampah segera diangkut agar tidak menimbulkan bencana baru dan juga penyakit. Kalau bisa seminggu tiga kali sampah diangkut. Jangan sampai bau dan membusuk," jelasnya singkat.
Lain halnya pemilik ruko yang membuka usaha di Jl. Tengku Bey Simpang Tiga,. Pekanbaru. Pemilik ruko yang tidak mau disebut namanya ini mengaku gerah juga dengan kinerja petugas kebersihan di lingkungan tempat usahanya.
"Kalau ruko biasanya kan langsung dari pemerintah kota untuk pengurusan sampahnya. Saya bayar tiap bulan, tetapi sudah satu minggu tidak ada yang mengangkut sampah. Saya sudah sampaikan pindah bayar uang sampah, kalau tidak diangkut jiga sampahnya," tutupnya dengan nada jengkel.
Selain sistem swa kelola oleh masyarakat, Pemerintah Kota Pekanbaru diminta juga mengadopsi sistem pengelolaan sampah semasa wali kota Herman Abdullah dulu, yang mengantarkan Pekanbaru sebagai kota terbersih di Indonesia.
"Mudah-mudahan di masa Wali Kota Agung Nugroho nanti beliau mengevaluasi pengelolaan sampah. Apa salahnya meniru pemimpin pendahulunya yang terbukti sukses mengatasi masalah sampah," ujar Sri.
Dari pantauan iniriau.com di sejumlah lokasi TPS di Pekanbaru seperti di Jl. Pahlawan Kerja, Jl. Inpres, Jl. Kartama dan Jl. Kaharuddin Nasution, petugas kebersihan sudah terlihat mengangkut sampah mulai Jumat pagi.*