iniriau.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B Najamuddin, menilai kelapa sawit Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi modal soft power dalam geopolitik global. Pernyataan ini disampaikan Sultan sebagai dukungan terhadap program swasembada pangan dan energi pemerintah.
"Kami optimistis posisi Indonesia akan semakin diperhitungkan di peta geopolitik global, terutama dengan diplomasi Presiden Prabowo yang kuat. Kelapa sawit dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia, didukung oleh kapasitas kepemimpinan presiden," ujar Sultan dalam keterangan resminya, Rabu (8/1).
Sultan menegaskan pentingnya dukungan sosial dan politik untuk membangun ketahanan nasional, khususnya di sektor pangan dan energi berbasis kelapa sawit. "Stabilitas pasokan dan harga pangan serta energi adalah kunci stabilitas ekonomi negara," tambahnya.
Menurut Sultan, produk kelapa sawit sangat relevan dengan tren energi baru terbarukan dan menjadi kebutuhan global. "Sebagai produsen sawit terbesar dunia, Indonesia memiliki peran sebagai market leader dan price maker di pasar CPO global," jelasnya.
Terkait rencana Menteri Kehutanan Raja July Antony membuka 20 juta hektar lahan baru, Sultan meminta kajian lebih mendalam agar kebijakan ini tetap berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. "Kami mendukung program ketahanan pangan dan energi, tetapi tetap mengingatkan pentingnya keseimbangan agar target tercapai tanpa merusak hutan," pungkasnya.**
(Syaf AL)