Tekan Angka Penularan TBC pada Masyarakat dengan DPPM

Tekan Angka Penularan TBC pada Masyarakat dengan DPPM
Yayasan Sebaya Lancang Kuning menggelar sosialisasi pendekatan DPPM untuk menekan angka penyebaran penyakit TBC, Selasa (5/12) di hotel Zuri Transmart Pekanbaru (foto: istimewa)

Pekanbaru, iniriau.com - Indonesia menempati urutan kedua dunia beban TBC tertinggi dunia. Sementara itu, dari data Sistem Informasi Tuberkolosis (SITB) Dinas Provinsi Riau untuk kota Pekanbaru terdata 35.416 warga kota Pekanbaru terduga TBC, 4.906 pasien ternotifikasi TBC, dan 3.959 sedang dalam masa pengobatan di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Pekanbaru.

Untuk menekan angka penularan TBC tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan pendekatan District-based Public Private Mix (DPPM). Untuk mensosialisasikan DPPM ini, SSR Yayasan Sebaya Lancang Kuning menggelar pertemuan komunitas dan pemangku kepentingan jejaring DPPM dalam konferensi pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkolosis di Kota Pekanbaru, Selasa (5/12).

Hal ini dijelaskan Rozi Asnita programer TBC dari yayasan Sebaya Lancang Kuning. Menurutnya pendekatan DPPM ini dinilai mampu menekan angka penyebaran penyakit silent killer ini.

"Penularan TBC itu tidak memandang usia, dari anak-anak hingga dewasa. Dengan pendekatan ini kader-kader dari berbagai fasyankes yang ada di Pekanbaru akan melacak warga yang terduga maupun ternotifikasi TBC," jelas Rozi kepada awak media di hotel Zuri Transmart Pekanbaru, Selasa siang.

Perempuan yang biasa disapa "Oji" ini menjelaskan pendekatan DPPM melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta.

"Dengan pendekatan DPPM ini, kita akan meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas dan berorientasi pada pasien. Kita akan melakukan pelacakan dengan berkunjung ke rumah warga atau pasien TBC tersebut, dan mengedukasi warga dan keluarga pasien ternotifikasi TBC," lanjut Rozi menjelaskan.

Sementara itu, Ratna Asmara Dilla dokter penanggung jawab TBC di rumah sakit swasta Santa Maria Pekanbaru, menjelaskan rata-rata setiap bulannya ada 100 pasien penderita TBC terdata di rumah sakit swasta itu.

"Di rumah sakit kita, terdata ada lebih kurang 100 pasien penderita TBC. Pasien tersebut rutin berobat, namun kami juga mengarahkan mereka ke Puskesmas terdekat, untuk kasus TBC yang masih ringan. Selain itu tujuan mengarahkan ke puskesmas terdekat untuk lebih memudahkan kontrol pengambilan obat,"tutup perempuan berkerudung ini mengakhiri wawancara.

Untuk kota Pekanbaru, Kecamatan Sidomulyo menjadi kecamatan tertinggi dengan pengidap TBC sebanyak 200 pasien TBC.**

#Pemerintahan

Index

Berita Lainnya

Index