Iniriau.com, Pekanbaru - Terhitung sejak tanggal 1 November lalu, Endang Nuryadin kini menjabat sebagai Plt Kepala OJK Riau menggantikan Muhammad Lutfi. Mengawali pertemuan perdananya bersama insan pers di Riau, Endang Nuryadin mengingatkan masyarakat Riau agar selalu bijak berinvestasi sehingga terhindar dari praktek investasi bodong.
Plt Kepala OJK Riau, Endang Nuryadin mengatakan, masyarakat Riau harus waspada terhadap tawaran investasi bodong yang hingga kini masih marak terjadi. Meskipun pelaku investasi bodong kerap ditangkap, namun modusnya terus berubah mengikuti perkembangan zaman.
"Dalam 7 tahun terakhir, total kerugian investasi bodong di Indonesia berjumlah Rp 139 Triliun. Hal tersebut dipicu, akibat kurangnya edukasi dan literasi masyarakat mengenai literasi keuangan. Modus yang digunakan pelaku investasi bodong sangat banyak, terutama tawaran melalui media sosial. Sebenarnya, tawaran investasi bodong bisa dicegah melalui 2 L yakni Legal dan Logis. Dimana, legalitas dari setiap lembaga keuangan yang menawarkan produk investasi bisa dicek melalui website resmi OJK. Sedangkan logis berarti, persentase keuntungan yang ditawarkan masuk akal dan tidak mengada-ada," Ungkap Endang kepada Iniriau.com, Senin (13/11).
Bahkan hingga kini, Provinsi Riau masih masuk salah satu daerah zona merah investasi bodong di Indonesia. Para korban investasi bodong bervariasi, mulai dari kalangan bawah hingga menengah ke atas.
"Tercatat sepanjang tahun 2023 ini, sejak awal Januari 2023 sampai dengan 27 Oktober, Satgas PAKI telah menghentikan 1.484 entitas keuangan ilegal di Indonesia. Dari jumlah entitas keuangan ilegal tersebut, 18 entitas di antaranya adalah investasi ilegal. Sementara 1.466 sisanya, merupakan pinjaman online ilegal. Upaya yang dilakukan OJK Riau untuk meminimalisir praktek investasi bodong, yakni secara preventif dan kuratif. Selain itu, Satgas PAKI Riau juga aktif menerima dan menindaklanjuti laporan masyarakat," Tutup Endang Nuryadin.
Endang berharap, insan pers bisa terus memberikan edukasi dan sosialisasi literasi keuangan kepada masyarakat Riau. Pasalnya, masih cukup banyak masyarakat Riau yang menjadi korban investasi bodong. **