Iniriau.com, Pekanbaru - Dalam rangka memberikan edukasi dan sosialisasi tentang perlindungan investor pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Riau bekerjasama dengan KSEI dan Indonesia SIPF menggelar kegiatan media gathering bersama puluhan insan pers di Pekanbaru, Selasa (29/08). Sosialisasi tentang perlindungan investor pasar modal sangat penting dilakukan, mengingat masih maraknya kasus-kasus investasi bodong di masyarakat.
Selain memberikan informasi terkait perkembangan terbaru pasar modal di Riau, para peserta media gathering juga mendapatkan materi terkait perlindungan investor yang disampaikan oleh Kepala Divisi Operasional Indonesia SIPF - Muhammad Arif dan Kepala Unit Edukasi Layanan Jasa Investor KSEI - Ruth Yendra.
Sebagaimana diketahui bersama, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian(LPP) di Pasar Modal Indonesia yang menyediakan layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar dan efisien sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Sedangkan Indonesia SIPF merupakan Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) yang berada di bawah PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (PPPIEI), didirikan untuk memberikan perlindungan investasi untuk para investor/pemodal di Indonesia melalui penyelenggaraan Dana Perlindungan Pemodal (DPP). Perlindungan atas aset investor diperlukan, karena adanya ketergantungan kepada perusahaan efek yang bertindak untuk kepentingannya dalam berinvestasi.
Kepala Bursa Efek Indonesia Riau, Emon Sulaiman mengatakan, pertumbuhan investor pasar modal di Riau secara umum sedikit melambat di tahun 2023. Hal tersebut dipicu, karena masyarakat mulai aktif dengan rutinitas sehari-hari dan membatasi waktu berselancar di dunia maya.
"Saya berharap, melalui kegiatan ini bisa menambah wawasan teman-teman jurnalis dalam menulis berita sehingga masyarakat bisa terhindar dari praktek investasi bodong. Dimana, sebaran investor terbanyak berasal dari Kota Pekanbaru, Bengkalis, Kampar, Dumai dan Inhil. Namun literasi pasar modal kita maksimalkan di Kabupaten Inhil, karena masuk ke dalam zona merah investasi bodong di Riau. Hingga Juni 2023, tercatat sudah ada sebanyak 87.429 investor di Riau. Dimana, 7.392 diantaranya merupakan investor baru. Meski pertumbuhan investor sedikit melambat, namun masyarakat Riau masih ada yang berminat menjadi investor pasar modal," Ungkap Emon Sulaiman kepada Iniriau.com, Selasa (29/08).
Guna meningkatkan literasi pasar modal ke tengah masyarakat, BEI Riau terus melakukan berbagai macam upaya mulai dari penambahan galeri investasi yang kini berjumlah 18 unit, Duta Pasar Modal, peluncuran New IDX Mobile serta pencanangan pasar modal kepada 1.000 perempuan Riau. Bahkan bagi masyarakat yang masih takut bergabung menjadi inevstor karena alasan haram atau riba kini tidak perlu cemas, karena sudah ada 5 poin Fatwa DSN MUI yang menjadi dasar pengembangan pasar modal syariah. **