Disdalduk KB Klaim Kasus Stunting di Pekanbaru Turun

Disdalduk KB Klaim Kasus Stunting di Pekanbaru Turun
Ilustrasi-internet

iniriau.com, PEKANBARU - Upaya Pemko Pekanbaru untuk menekan angka stunting di ibukota Provinsi Riau ini tampaknya membuahkan hasil. Terbukti Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru mencatat, saat ini kasus dan resiko stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sudah mengalami penurunan.

Menurut Kepala Dinas Dalduk KB Pekanbaru Muhammad Amin, kasus stunting, di awal 2022 lalu terdapat sebanyak 303 kasus dan dari pendataan terbaru tinggal 285 kasus.

"Awal tahun lebih 300 kasus, saat ini hanya 285 kasus stunting. Kami menargetkan akhir tahun nanti bisa di bawah 200 kasus lah, bahkan kalau bisa jauh di bawah itu," ucap  Muhammad Amin, Jumat (9/9/2022).

Tidak hanya kasus stunting yang turun, namun resiko stunting yang semula  132 ribu orang, kini telah turun di angka 70 ribu. Penurunan kasus dan resiko stunting sendiri seiring telah dilaksanakannya delapan aksi konvergensi stunting oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

"Karena ini tergantung pada faktor keluarga yang paling utama, kemudian juga dari faktor calon pengantinnya. Apa mereka memeriksakan diri sebelum menikah atau tidak. Sekarang kan sudah ada aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) untuk mendukung program ini," jelasnya.

Sementara itu untuk tingkat prevelensi stunting, disampaikannya sudah di bawah target nasional.

"Dengan adanya penurunan kasus, kini Pekanbaru sudah di bawah 14 persen ya untuk angka prevalensi. Pemerintah Pusat sudah menargetkan di tahun 2024 itu di angka 14 persen. Tapi sekarang ini kita sudah di angka 11.4 persen. Itu dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun ini ya," tutupnya.**

Berita Lainnya

Index