Iniriau.com, JAKARTA - Pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang rentan menularkan virus corona. Hingga kemarin, 529 pedagang pasar tradisional terpapar virus tersebut. Lonjakan penularan terjadi pada saat masa transisi PSBB menuju new normal.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai, salah satu penyebab pasar menjadi tempat penyebaran virus yaitu karena para pedagang belum siap menerapkan protokol COVID-19.
Di sisi lain, pemerintah dinilai tidak memberikan edukasi protokol kesehatan secara masif dan ketat terhadap pasar-pasar kecil yang ramai masyarakat.
“Kita tidak bisa persiapan main langsung (pelonggaran). Kalau langsung (pelonggaran) pasti akan tinggi,” urainya, Minggu (14/6).
Agus menuturkan, para pedagang seharusnya mendapat edukasi secara matang dari pemerintah. Sebab, masih banyak pedagang dan masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan COVID-19 pada saat mulai beroperasi kembali.
“Tapi tidak bisa juga melarang kaki lima, karena mal buka. Kalau itu (mal) dibuka tetapi pasar tidak (maka) ada diskriminasi itu. Enggak bagus. Jadi memang harus dibuka,” sambungnya.
Ia pun menyarankan supaya pemerintah mempertimbangkan kembali untuk menerapkan PSBB. Sebab, jika melihat angka penularan yang tiap hari semakin bertambah maka akan membuat masalah yang jauh lebih besar.
“Saya kembali ke PSBB atau ya kita mau redakan dengan herd immunity. Karena sudah mengkhawatirkan karena angka itu kan bisa lebih dari 2-3 kali (angka) gugus tugas. Jadi kalau saya hari ini naik terus kembali ke PSBB,” bebernya.**
Sumber: Kumparan
