JAKARTA - Gelaran ujian akhir bertajuk ujian sekolah berstandar nasional (USBN) untuk jenjang SMA dan SMK resmi dimulai hari ini (20/3). Meski baru perdana dijalankan, ujian ini memiliki peran sentral. Yakni menjadi salah satu penentu kelulusan.
Di dalam prosedur operasional standar (POS) USBN yang diterbitkan Kemendikbud dijelaskan, ada tiga kriteria yang menentukan kelulusan siswa. Yakni lulus ujian sekolah (US) dan USBN, memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, dan telah menuntaskan seluruh program pembelajaran. Terkait formulasi pembobotan skor US dan USBN diserahkan ke masing-masing sekolah.
Selain itu sekolah juga dapat menambahkan kriteria kelulusan lainnya. Misalnya jumlah absensi atau kehadiran serta rata-rata nilai rapor. “Intinya kelulusan ditetapkan dari hasil rapat dewan guru di masing-masing sekolah,” kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam di Jakarta, Ahad (19/3/17).
Posisi USBN yang 1menjadi salah satu penentu kelulusan, menjadikannya rawan kecurangan. Apalagi 20 sampai 25 persen butir soal ujiannya, adalah titipan dari Kemendikbud. Nizam berharap peserta USBN mengutamakan kejujuran. “Prestasi juga penting. Jujur yang utama,” katanya.
Menurut Nizam, meskipun ada embel-embel berstandar nasionalnya, siswa tidak perlu berlebihan menyambut USBN. Sebab USBN sejatinya sama dengan ujian sekolah seperti biasa. Terkait dengan penggandaan naskah USBN yang dilakukan oleh sekolah, juga sama dengan ujian sekolah selama ini.
Guru besar UGM itu menjelaskan, pelaksanaan USBN dipasrahkan 100 persen ke sekolah atau pemda. “Jika pelaksanaan USBN 100 persen oleh pusat, nanti dikatakan sebagai ujian nasional (UN, red),” jelasnya.
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menjelaskan, memprediksi penyelenggaraan USBN akan disambut antusias oleh siswa. Sebab menentukan kelulusan. Dia berharap pengawasan bisa maksimal, untuk mencegah kecurangan. “Tidak boleh diremehkan,” katanya.
Selain itu Ramli berharap USBN bisa menumbuhkan kembali greget ujian akhir yang dua tahun terakhir hilang. Yakni setelah Kemendikbud menghapus fungsi UN sebagai penentu kelulusan. Dia menjelaskan untuk sekolah-sekolah tertentu, gairah belajar siswa masih perlu didorong dengan UN maupun USBN.
Karena tahun ini masih perdana penyelenggaraan USBN, Ramli memaklumi jika ada kekurangan di sana-sini. Namun ke depan harus ada perbaikan. Di antaranya dia berharap semakin banyak sekolah yang melaksanakan USBN berbasis komputer. Sebab terbukti ujian berbasis komputer dapat mencegah kecurangan. Selain itu juga membuat ongkos USBN lebih hemat, karena tidak perlu cetak naskah ujian.
sumber: riaupos.co
Ilustrasi
Pilihan Redaksi
IndexPuncak Milad Muhammadiyah ke-113 dan UMAM ke-4 Dihadiri Raja Muda Perlis
PHR Catat Produksi Cemerlang di Sumur Pinang East-2 Capai 2.648 BOPD
TAF Turun Reses, Warga Sampaikan Masalah Banjir dan Program Rp 100 Juta per RW
Semangat Sumpah Pemuda, KNPI Ajak Pemuda Dukung Pembangunan Daerah
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Nasional
Santuni Anak Yatim, PHR Gelar Doa Bersama bagi Korban Banjir Sumatera
Jumat, 05 Desember 2025 - 19:25:21 Wib Nasional
Perintis BPJS Kesehatan, Fachmi Idris Terima Life Achievement KORPRI Award
Rabu, 03 Desember 2025 - 09:16:47 Wib Nasional
Aksi Penjarahan Minimarket dan Bulog Warnai Pascabencana Sibolga–Tapteng
Ahad, 30 November 2025 - 09:18:42 Wib Nasional
Solidaritas di Tengah Bencana, Spanduk Posko Bantuan dan Tuntutan DIM Hiasi Masjid Raya Sumbar
Sabtu, 29 November 2025 - 08:28:00 Wib Nasional
