Gerakan Tanah Terjadi di Ngarai Sianok, Puluhan Warga Dievakuasi

Senin, 24 November 2025 | 22:25:23 WIB
Puluhan warga Bukik Cangang dievakuasi karena terjadi pergerakan tanah di Ngarai Sianok Bukittinggi (foto: istimewa)

iniriau.com, SUMBAR – Gerakan tanah kembali muncul di kawasan Ngarai Sianok, Bukittinggi, pada Senin (24/11/2025) setelah beberapa bagian tebing menunjukkan perubahan struktur usai diguyur hujan deras. Kondisi tersebut membuat area berlereng curam itu menjadi tidak stabil dan memaksa sebanyak 60 warga, mayoritas pelajar dan mahasiswa, meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke kantor lurah serta masjid setempat.

Meski tidak ada korban jiwa, petugas menilai situasi masih perlu mendapat pemantauan ketat karena pergerakan tanah berpotensi berlanjut. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya, menjelaskan bahwa fenomena ini tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan dampak dari karakter geologi Ngarai Sianok yang secara alami rapuh.

Ia mengatakan tebing di kawasan tersebut disusun oleh batuan piroklastik seperti ignimbrit dan tufa batu apung yang mudah terkikis. Selain itu, material koluvium dan endapan runtuhan lama yang menumpuk selama bertahun-tahun membuat lereng semakin rentan.

Menurut Hadi, kemiringan yang melebihi 60 persen serta pengaruh segmen aktif Sesar Semangko membuat kawasan itu sangat sensitif terhadap hujan lebat dan getaran gempa. “Ketika air meresap dan tekanan meningkat, struktur tanah yang sudah lemah dapat bergerak dalam waktu singkat,” ujarnya.

Di tingkat lokal, Lurah Bukik Cangang Kayu Ramang, Westi Wismar, menyampaikan bahwa retakan baru mulai tampak pada Senin pagi dan pergeserannya semakin jelas menjelang siang. Ia mengatakan pihak kelurahan tidak ingin mengambil risiko mengingat jarak permukiman yang cukup dekat dengan bibir tebing.

“Begitu retakan melebar, kami segera mengarahkan warga keluar dari zona rawan. Proses evakuasi dibantu BPBD, TNI, Polri, dan Basarnas agar semua warga dapat bergerak cepat,” kata Westi.

Ia menambahkan bahwa kebutuhan dasar warga di lokasi pengungsian telah dipenuhi sambil menunggu kondisi tebing lebih stabil. PVMBG merekomendasikan beberapa langkah mitigasi yang perlu segera ditangani pemerintah, mulai dari stabilisasi lereng dengan rekayasa teknis, pemasangan sistem drainase untuk mengurangi tekanan air, hingga penanaman vegetasi berakar kuat yang mampu membantu mengikat tanah.

Aktivitas masyarakat di sekitar bibir tebing juga diminta untuk dibatasi, terutama pada periode hujan intens atau setelah terjadinya gempa. Pemerintah daerah diminta memperketat pengaturan pemanfaatan ruang dan menyiapkan jalur evakuasi yang lebih jelas, sekaligus mulai menyusun rencana kontingensi untuk menghadapi potensi bencana yang lebih besar.

Hingga Senin malam, tim gabungan masih melakukan pemantauan berkala di sejumlah titik yang dinilai paling kritis. Warga diminta tetap berada di lokasi pengungsian sembari menunggu hasil evaluasi lanjutan terkait tingkat kestabilan lereng. Pemerintah mengingatkan bahwa pergerakan tanah dapat berkembang tiba-tiba, sehingga kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama.**

 

Tags

Terkini