Iniriau.com, JAKARTA - Jelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, Bulog Jawa Tengah gelar operasi pasar gula pasir serentak, di sejumlah pasar acuan pencatatan iInflasi BPS, di wilayah Jawa Tengah. Di wilayah Kota Semarang, Operasi pasar gula pasir ini dilaksanakan di Pasar Johar, Bulu, Peterongan, Karangayu dan Pasar Gayamsari, Senin (18/5).
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Basirun mengatakan, operasi pasar ini dimaksudkan untuk menjamin ketersedian gula pasir sebagai salah satu komoditas pangan masyarakat.
Apalagi, saat ini bersamaan dengan momentum menjelang hari raya Idul Fitri, saat kebutuhan komoditas ini juga meningkat. Operasi pasar juga dilakukan untuk menekan harga gula pasir di tingkat pedagang yang belakangan cenderung melambung tinggi.
“Dengan adanya kegiatan operasi pasar gula pasir ini, maka para pedagang wajib menjual gula pasir kepada konsumen dengan harga Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram, kata Basirun saat melihat langsung pelaksanaan operasi pasar di Pasar Bulu, Kota Semarang.
Melalui kegiatan operasi pasar gula pasir ini, diharapkan akan mampu menekan harga eceran gula pasir di tengah masyarakat, yang masih bertahan dengan kisaran harga Rp 19.000- Rp 20.000 per kilogram per kilogram.
Ia juga optimistis, operasi pasar ini dapat menekan kembali harga gula pasir (berangsur- angsur) menuju ke harga normal dengan HET Rp 12.500 per kilogram. “Yang penting semua harus ikut aturan yang ada, agar penjualan gula kepada konsumen sesuai HET,” tegasnya.
Basirun juga menambahkan, dalam rangka menekan gejolak harga gula pasir, Perum Bulog juga mengharuskan pedagang menandatangani surat pernyataan untuk menjual gula pasir maksimal seharga HET, Rp 12.500 per kilogram kepada konsumen.
Jika dalam pelaksanaannya adanoknum pedagang yang terbukti melanggar surat pernyataan tersebut, Bulog akan melaporkan kepada Satgas Pangan Daerah. “Secara internal, Bulog juga membentuk tim yang akan memantau di pasar,” tegas Basirun.
Hingga sepekan menjelang hari raya Idul Fitri kali ini, stok pangan lainnya yang dikelola Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah masih dalam kondisi aman. Untuk komoditas beras mencapai 96.000 ton.
Posisi stok tersebut mencakup Cadangan Beras Pemerintah (CBP), beras untuk kebutuhan Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH) maupun beras untuk kebutuhan operasional lainnya.“Stok tersebut sangat mencukupi untuk kebutuhan operasional Bulog Jawa Tengah sampai dengan enam bulan kedepan,” katanya.
Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah tetap berkomitmen untuk terus menstabilkan harga pangan. “Harapannya, masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pangan, khususnya beras dan gula dengan harga yang terjangkau,” tandas Basirun.**
Sumber: Republika