iniriau.com, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus berupaya menekan laju inflasi yang dipicu oleh melonjaknya harga cabai merah di pasaran. Berdasarkan data inflasi bulan September 2025, cabai merah tercatat sebagai komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Riau.
Kondisi serupa juga terjadi di beberapa provinsi lain di Sumatera, termasuk Sumatera Barat dan Sumatera Utara yang merupakan daerah penghasil cabai. “Cabai menjadi pemicu utama inflasi, bukan hanya di Riau, tapi juga di sebagian besar wilayah Sumatera. Bahkan di Sumbar dan Sumut, inflasi akibat cabai cukup tinggi,” ujar Asisten II Setdaprov Riau, Helmi D, Selasa (7/10/2025).
Sebagai langkah konkret, Pemprov Riau bersama sejumlah instansi terkait melakukan intervensi pasar melalui operasi pasar dan gerakan pangan murah di lima titik strategis Kota Pekanbaru. Lokasi kegiatan mencakup Pasar Sukaramai, Pasar Cik Puan, Pasar Pagi Arengka, Pasar Dupa, dan Pasar Kampar.
Dalam kegiatan tersebut, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau Pangan Bertuah menyalurkan sebanyak satu ton cabai merah ke lima pasar tersebut. Cabai dijual dengan harga Rp69 ribu per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran yang tembus Rp90 ribu per kilogram.
Langkah ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok, terutama cabai yang menjadi komoditas paling sensitif terhadap inflasi. Helmi menambahkan, kegiatan serupa akan kembali dilaksanakan pada Kamis, 9 Oktober 2025, untuk memperluas jangkauan distribusi dan memastikan harga tetap terkendali.
“Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas harga serta memastikan masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau,” tutupnya.
Kegiatan operasi pasar ini juga mendapat dukungan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, termasuk Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau dan Satgas Pangan Polda Riau, yang turut memantau jalannya distribusi di lapangan.**