iniriau.com, INHU – Malam Sabtu (26/7/2025) berubah mencekam di Desa Buluh Rampai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Bentrokan antar kelompok pemuda di Jalan Jenderal Sudirman berakhir tragis. Seorang pemuda bernama Rohman ditemukan tak bernyawa, diduga menjadi korban pengeroyokan.
Kepolisian bergerak cepat. Dalam waktu kurang dari tiga jam, enam orang terduga pelaku berhasil diringkus tim Reskrim Polsek Seberida.
“Barang bukti dan keterangan saksi sangat membantu kami mengidentifikasi pelaku. Kami langsung melakukan pengejaran malam itu juga,” ujar Kasi Humas Polres Inhu, Aiptu Misran.
Peristiwa bermula sekitar pukul 23.30 WIB, ketika dua kelompok pemuda terlibat bentrok. Saat petugas tiba, para pelaku telah melarikan diri. Namun, satu unit sepeda motor Suzuki Satria FU putih yang tertinggal di lokasi menjadi petunjuk penting.
Seorang saksi bernama Tadi mengungkap, pemilik motor kabur ke Puskesmas Pangkalan Kasai. Dari penelusuran, polisi mendapati dua pemuda yang mengalami luka ringan dan Rohman yang saat itu dalam kondisi kritis.
“Korban sempat dibawa ke RSUD Indrasari Rengat, namun nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 03.30 WIB,” terang Misran.
Adapun enam pelaku yang diamankan yakni MPS (23), warga Kelurahan Pangkalan Kasai, MK (18), pelajar, YH (17), pelajar asal Pematang Reba. Kemudian STJ (20), warga Desa Petala Bumi, CA (19), warga Belilas, dan RAF (17), pelajar asal Desa Petala Bumi.
Salah satu pelaku masih tergolong di bawah umur. Polisi memastikan penanganan dilakukan sesuai ketentuan Undang-Undang Perlindungan Anak.
Kasus ini dilaporkan oleh Suparman, seorang petani asal Desa Payarumbai. Sejumlah barang bukti disita, di antaranya sebatang balok kayu yang diduga digunakan untuk memukul korban, serta pakaian milik Rohman berupa jaket coklat, kaos hijau, dan celana abu-abu.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 ayat (2) ke (3) KUHP tentang kekerasan secara bersama-sama yang mengakibatkan kematian. Ancaman hukumannya mencapai 12 tahun penjara.
Misran juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dan sekolah dalam membina perilaku remaja.
“Jangan sampai kejadian ini terulang. Tawuran bukan solusi, justru bisa merenggut nyawa. Kami harap masyarakat lebih aktif dalam pengawasan dan pembinaan anak-anak muda,” tegasnya.**