Iniriau.com- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Riau Kepri Syariah (BRKS) akan diselenggarakan dua hari lagi di Kota Batam, yakni Kamis (27/7). RUPSLB digelar menyusulnya mundurnya Andi Buchari dari dirut BRKS.
Menjelang RUPSLB digelar, banyak pihak menyoroti kinerja bank plat merah tersebut.
Wakil Bupati Bengkalis, Dr.H.Bagus Santoso, mewakili pemilik saham terbesar kedua setelah Pemprov Riau berharap, RUPSLB BRKS benar-benar mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
"Bersihkan semua penyakit di internal agar ak ada lagi intrik-intrik di dalamnya. Bekerja layaknya bank profesional yang hanya fokus pada pengembangan bisnis untuk menjadi besar dan maju," ujar Wabup Bagus, Selasa (25/7).
Menurutnya, jika mundurnya Andi Buchari adalah “skenario” yang "direstui" - mungkin niatnya baik, untuk mengurai benang kusut-, maka keadaannya kini justru bertambah kusut dan semakin membuka tabir di internal BRK.
"Kalau memang ada "skenario" yang "direstui" atas mundurnya dirut, maka praktek-praktek seperti ini harus dibersihkan dari tubuh BRKS. Jangan ada lagi persekongkolan hanya untuk mempertahankan zona “nyaman” kelompok-kelompok yang selama ini menikmati, dan tak ingin kenyamanannya terganggu.
"Kalau benar seperti itu, langkah itu ibarat menggali kuburan BRKS sendiri. Dari informasi yang saya terima pasca mundurnya dirut, sesama direksi saling lempar bola soal kebijakan. Mereka mau aman dan untung tapi tak mau tanggung jawab."
Saatnya para direksi kini “dilecuti”, atau “dilucuti” sekalian demi meningkatkan kinerja BRKS. Lanjut Bagus, bisnis bank adalah bisnis kepercayaan, jika hilang kepercayaan masyarakat terhadap BRKS, alamat hilang marwah daerah sebagai pemiliknya.
Wabup Bengkalis ini melihat ada beberapa persoalan yang kini membelit BRKS, dan mendesak untuk segera diselesaikan.
Diantaranya masalah _non performing loan_ (kredit macet) berjumlah Rp570 miliar, kasus pembobolan uang nasabah oleh karyawan BRKS sendiri, yg merusak citra bank di mata nasabah, korupsi uang asuransi yg melibatkan oara kepala cabang BRKS, beban bunga dana pihak ketiga yang menyebabkan turunnya nilai asset dari 32T jadi 27T, serta terlalu anyak karyawan yang tidak kompeten dan profesional karena berasal dari titipan para pejabat.
" Semua persoalan itu akhirnya menggerus dan menggerogoti kinerja BRKS hingga jadi seperti sekarang ini," sebut wabup.
Bengkalis menawarkan beberapa solusi untuk "sehatnya," BRKS, yakni :
SDA dan dukungan IT yg memadai, penerapan _good corporate Governance_ menyeluruh (GCG) pada semua jenjang jabatan, untuk menghindari kasus- kasus _fraud_(manipulasi, penyelewengan atau penipuan), adanya kebijakan untuk meyakinkan seluruh perusahaan di Riau menempatkan dananya di BRKS.
Terakhir, BRKS harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui tata kelola managemen yang baik, agar bisa menjadi bank yang dicintai dan dipercaya masyarakat untuk memyimpan uang, serta jadi bank kebanggaan daerah.
" Mungkin ini bisa jadi solusi untuk mengatasi masalah di BRKS. Dengan catatan, BRKS betul-betul dikelola dengan benar, profesional dan penuh integritas. Seluruh memegang saham harus sepakat dengan ini. Kita bersihkan semuanya, kalau tak ingin BRKS malah tambah sakit dan diopname OJK," tukuk sosok yang ramah ini mengakhiri.*
LN