iniriau.com, PEKANBARU - DPRD bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tengah menyelesaikan tahapan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023. Menurut Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto ada beberapa poin yang menjadi sorotan dewan terkait APBD 2023. Salah satunya ialah anggaran untuk qari dan qariah.
Menurutnya selama ini anggaran untuk pembinaan qari dan qariah di Bumi Lancang Kuning cenderung tidak mencukupi. Termasuk bonus yang disiapkan kepada qari dan qariah berprestasi.
"Pada 2023 kami menuntut pemprov melakukan lompatan besar terkait penghargaan bagi anak Riau yang punya prestasi di bidang qari dan qariah. Artinya kita harusnya siapkan anggaran atau bonus sama besar dengan dunia olahraga. Jangan dibedakan," ujar Hardianto, Minggu (6/11/2022).
Sebab tahun 2020 lalu, anggaran untuk qari dan qariah, baik itu untuk pembinaan dan bonus prestasi hanya sebesar Rp20 juta. Untuk itu, pada pengesahan APBD 2024, dirinya mendorong agar anggaran tersebut dapat dinaikan. Alhasil, jumlah uang yang dianggarkan pemprov naik sebesar Rp200 juta. Namun jumlah ini masih kalah dengan yang dianggarkan provinsi tetangga, yakni Sumatera Barat untuk qari dan qariahnya.
"Kami minta kemarin bagaimana bisa menaikan anggaran lebih dari Rp200 juta. Sama sepeti Sumbar-lah. Padahal Sumbar APBD lebih kecil dari Riau,koq mampu. Kalau ini kita naikkan bonusnya, tentu motivasi anak-anak kita untuk menjadi qari dan qariah, maupun hafiz dan hafizah meningkat," ungkapnya.
Hardianto menilai, peningkatan anggaran qari dan qariah penting, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter serta mental putra-putri Riau. Dengan mengenal dan memahami seluk beluk Al-Qu’ran, diharapkan putra-putri Riau dapat menjadi SDM yang andal. Baik dari segi ilmu sains dan ilmu agama. Sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan SDM yang ada di Bumi Lancang Kuning.
"Anggaran ini akan memotivasi insan yang memang siap secara mental membangun bangsa ke depan. Kenyataannya dua hal ini harus saling bersandingan. Ilmu pendidikan dan ilmu keagamaan. Terakhir, kita minta konsistensi pemprov segera membayarkan bonus qari dan qariah ini," pintanya.
Selain itu, Hardianto meminta pemprov agar melakukan pembenahan terhadap pembinaan qari dan qariah asal Riau. Pasalnya Ia mengaku kecewa dengan hasil MTQ nasional tahun ini. Di mana Riau yang identik dengan budaya Melayu dekat dengan Islam, tidak masuk dalam 10 besar peringkat nasional pada MTQ tahun ini. Dengan kegagalan tersebut, menurut dia sangat mencerminkan bahwa pembinaan oleh pemprov masih jauh dari yang diharapkan.
"Kami berharap ada pembenahan secara serius. Sebab di tingkat MTQ nasional ternyata Riau tak masuk 10 besar. Kita minta bagaimana ini harus betul-betul dibenahi. Saya akan kawal terus. Kita berharap lembaga seperti ini dipegang oleh orang yang selektif. Betul-betul membidangi dan menguasai," tutupnya.(Adv)