Iniriau.com, PEKANBARU - Pasca melakukan aksi demo besar-besaran pada beberapa waktu lalu ke gedung DPRD Pekanbaru, kini sejumlah driver Gojek kembali datang untuk menghadiri rapat dengar pendapat atau hearing yang digelar oleh perwakilan lintas komisi di DPRD Pekanbaru, Senin, (03/08). Mereka tetap meminta, agar Program Berkat yang digagas oleh PT Gojek Indonesia dihapuskan karena dinilai merugikan para driver selaku mitra kerja Gojek.
Rapat dengar pendapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Pekanbaru - Tengku Azwendi Fajri tersebut, juga dihadiri oleh Branch Manager Gojek Pekanbaru, Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Perhubungan Pekanbaru serta Dinas Perhubungan Riau. Sebelumnya, penghapusan program bonus atau uang insentif yang kini diganti dengan Program Berkat menuai protes dari para driver Gojek selaku mitra kerja.
"Melalui pertemuan ini, kami minta tolong sampaikan ke pusat agar Program Berkat ini dihapuskan. Kalaupun dipaksakan, jangan hilangkan insentif kami," ungkap salah seorang perwakilan driver Gojek, Senin (03/08).
Selain meminta program Berkat dihapuskan, para driver juga menyampaikan adanya pembekuan akun Gojek atau suspend yang dialami oleh sejumlah driver yang berada digaris paling depan saat menyampaikan aspirasi terkait keluhan yang dirasakan oleh seluruh mitra Gojek di Pekanbaru.
"Kami hadir untuk memperjuangkan hak kami, namun kami di suspend dan saat dikonfirmasi ke pusat ternyata daerah yang melakukan suspend tersebut. Kenapa kami yang 10 orang ini di suspend, kami tidak ada mengajak melakukan aksi ini murni dari semua driver, ini tidak fair kenapa hanya kami yang di suspend," ujar salah seoarang driver.
Mendengar keluhan persoalan tersebut, Azwendi langsung angkat suara. Pasalnya, pihaknya sudah jauh-jauh hari mengingatkan agar pihak manajemen GI jangan sampai melakukan intimidasi kepada pihak driver.
"Saya merasa tidak dihargai, karena saat kita temui pihak manajemen kita sudah wanti-wanti jangan ada intimidasi tapi buktinya 10 orang draiver di suspend, ini ada apa," cetus Azwendi.
Branch Manager Gojek Pekanbaru dalam hearing memaparkan, bahwa Program Berkat merupakan program nasional yang secara implementasi diakui memang ada gejolak dibeberapa daerah, dan pihak GoJek Indonesia akan melakukan evaluasi.
Sementara terkait suspend yang dialami oleh beberapa driver, pihak manajemen mengakui bahwa persoalan tersebut bukan merupakan intimidasi. Melainkan ada hal-hal yang diperkirakan dilanggar oleh pihak driver, sehingga ada sanksi yang yang harus diterima.
Usai hearing, Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri mengatakan, bahwa pihaknya akan melakukan langkah mediasi lebih lanjut bahkan akan memanggil pihak-pihak terkait lainnya untuk membahas persoalan secara detail.
"Untuk saat ini kita minta persoalan ini segera selesai secara internal. Kita akan tetap lakukan mediasi lebih lanjut, bahkan akan kembali memanggil pihak manajemen Gojek Indonesia untuk membahas secara detail lagi. Pasalnya, ada beberapa pertanyaan kita yang belum ditanggapi termasuk soal regulasi yang mereka miliki dan jumlah mitra yang bekerjasama," ujar Azwendi.
Harmaini Wibowo yang merupakan perwakilan Dinas Perhubungan Provinsi Riau menyarankan, agar Program Berkat yang saat ini bergejolak di daerah agar dikoordinasikan kembali dengan pusat.
"Saran kita legislatif dan pihak Gojek dan para driver bisa menggelar rapat online dengan aplikasi zoom sehingga bisa berkoordinasi secara langsung soal Program Berkat ini. Karena kedepan. apapun kebijakan yang dilakukan tidak bisa karena ini progran nasional, tentu dari rapat ini akan diketahui program berkat ini seperti apa. Apakah progran jangka panjang, sementara aja karena kondisi covid atau seperti apa," ungkap Harmaini Wibowo. (Adv)