BPBD Riau Libatkan Perusahaan dan Masyarakat Atasi Karhutla

Senin, 30 Januari 2023 | 07:45:19 WIB
BPBD Riau -(foto: internet)

iniriau.com, PEKANBARU - Provinsi Riau akan segera memasuki musim kemarau. Bahkan saat ini, intensitas hujan di sejumlah wilayah di Riau mulai berkurang. Untuk mewaspadai musim kemarau yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah sudah bersinergi dengan dengan lintas instansi dan sejumlah perusahaan di seluruh Riau.

Menurut Kepala BPBD Riau M Edy Afrizal, Riau sebagai salah satu Provinsi yang rawan terjadi karhutla. Untuk itu pihaknya sudah siap menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Edy mengaku data awal menunjukan lebih dari 300-an desa di Riau yang menjadi lokasi rawan terjadinya karhutla. Untuk mengantisipasi karlahut, warga desa, pemerintah, dan pihak perusahaan berupaya melakukan patroli. Dari 300 an desa yang sebelumnya rawan terjadi karhutla, kini hanya tinggal 159 desa. 

 "Kita di Riau sudah siap. Kami juga akan minta kabupaten dan kota siaga dan telah kami surati untuk peralatan dalam pemadaman karhutla, semuanya disiapkan.Sisa desa yang masih rawan karhutla ini nantinya akan kami fokuskan, tapi kita tetap patroli di desa lainnya," kata Edy, kepada wartawan, pada Sabtu (28/01/23).

Selain melibatkan instansi pemerintah dan masyarakat, BPBD Riau dan BPBD kabupaten dan Kota, juga melibatkan  perusahaan di Riau untuk menangani karhutla dan diminta siaga. Di mana ada beberapa perusahaan swasta yang telah membina desa di wilayah kerjanya jadi desa bebas api.

"Sejumlah perusahaan kita minta untuk siaga. Bahkan yang kami apresiasi juga ada PT SRL yang sudah melakukan pelatihan ke semua karyawan untuk siaga karhutla. Perusahan itu juga membawa personilnya dari Jambi dan Kalimantan ke Riau," jelasnya.

Setelah melihat kesiapsiagaan BPBD kabupaten dan kota serta sinergi TNI Polri, Edy meyakini penanganan karhutla di Riau bisa lebih maksimal. Sebab, menurut Edy, jumlah personel dan peralatan perusahaan menentukan kesiapan dalam menghadapi karhutla. 

"PT SRL dan perusahaan lain juga mempersiapkan personel hingga peralatan lengkap," jelasnya 

Edy menjelaskan, tahun ini diprediksi akan ada dua kali musim kemarau. Periode pertama terjadi pada Februari-Maret dan di periode kedua terjadi pada Mei-Juni mendatang.

"Jadi 2023 ini diprediksi ada dua kali musim kemarau. Karena itu, seluruh kabupaten, kota dan beberapa stakeholder seperti perusahaan tadi wajib ikut terlibat," katanya.**

Terkini