iniriau.com, PEKANBARU - Penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Riau terus disuarakan. Ratusan buruh mendatangi gedung DPRD Riau untuk melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Massa aksi membawa berbagai atribut, seperti bendera Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, FSP Nina Kota Pekanbaru. Massa aksi juga membawa spanduk berisi tuntutan.
Dimana terdapat empat tuntutan para pengunjuk rasa ini, yakni menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus Law, naikkan UMK 2023 sebesar 13 persen, dan laksanakan reformasi agraria dan wujudkan kedaulatan pangan.
Para buruh menolak kenaikan BBM yang dinilai makin membuat rakyat sengasara. Dimana kenaikan upah hanya Rp 28 ribu setelah dua tahun tidak naik. Namun pemerintah justru menaikan harga BBM disaat masyarakat tengah berjuang disaat harga bahan pokok semakin tinggi.
"Upah kami tidak naik-naik, tapi pemerintah justru menaikan harga BBM yang berimbas pada harga kebutuhan lainnya," ujar salah satu orator.
Sementara Sekjen Serikat Supir Truk Pekanbaru (SSTP) Azwardi mengaku akibat kenaikan harga BBM para supir truk sepi orderan.
"Karena kenaikan BBM, kami sepi orderan. Bahkan hari ini ada beberapa order yang masuk, tapi gagal karena harga naik," kata Azwardi.
Untuk diketahui, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi resmi naik per Sabtu (3/9/2022) siang. Kenaikan ini untuk BBM jenis pertalite, solar, dan pertamax.**