Habitat Gajah Sumatera di Tesso Nilo Terus Menyusut, FKGI Desak Aksi Nyata Penyelamatan

Kamis, 26 Juni 2025 | 18:16:15 WIB
Ketua FKGI Donny Gunaryadi (foto: istimewa)

iniriau.com, PEKANBARU – Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) mendesak langkah konkret dan kolaboratif untuk menyelamatkan gajah Sumatera dan habitatnya yang kian terdesak di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau.

TNTN merupakan kantong habitat penting bagi gajah Sumatera. Namun, kawasan ini kini berada dalam tekanan hebat akibat alih fungsi lahan, perambahan hutan, dan meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar.

“Gajah Sumatera adalah indikator kesehatan hutan. Jika kita kehilangan mereka di Tesso Nilo, maka kita juga kehilangan keseimbangan ekosistem yang menopang kehidupan banyak makhluk,” tegas Donny Gunaryadi, Ketua FKGI, Kamis (26/6/2025).

Saat ini, lebih dari 60 persen kawasan hutan alami di Tesso Nilo telah rusak akibat aktivitas ilegal. Populasi gajah di kawasan ini diperkirakan tersisa hanya sekitar 150 individu dan terus menurun. Hilangnya habitat memperbesar potensi konflik manusia-gajah dan maraknya perburuan liar, yang mengancam keselamatan satwa maupun masyarakat sekitar.

Koordinator Bidang Advokasi dan Kebijakan FKGI, Dewa Gumay, menekankan bahwa keberhasilan konservasi di Tesso Nilo bergantung pada kerja sama semua pihak.

“Solusi jangka panjang hanya bisa tercapai lewat pendekatan multipihak—dengan memperkuat regulasi, menegakkan hukum, dan memberdayakan masyarakat lokal sebagai bagian dari solusi,” ujarnya.

FKGI pun merekomendasikan lima langkah aksi kolektif penyelamatan Tesso Nilo. Yaitu restorasi habitat melalui rehabilitasi kawasan hutan yang rusak. Penegakan hukum secara tegas terhadap perambahan dan pembalakan liar. Pemberdayaan masyarakat lokal dengan memberikan insentif konservasi dan alternatif mata pencaharian.

Kemudian pendekatan lanskap dalam pengelolaan konservasi yang melampaui batas administratif taman nasional. Monitoring populasi gajah secara berkala dengan dukungan teknologi dan riset ilmiah.

FKGI mengajak seluruh pemangku kepentingan pemerintah, korporasi, LSM, akademisi, media, hingga masyarakat umum—untuk bersatu menjaga Tesso Nilo sebagai benteng terakhir gajah Sumatera di Riau.

“Pelestarian Tesso Nilo bukan tugas satu lembaga saja. Ini tanggung jawab kolektif. Gajah adalah harga diri Sumatera, dan kita tak boleh diam melihat mereka kehilangan tempat hidupnya,” pungkas Donny.**

 

Tags

Terkini