iniriau.com, JAKARTA - Capres 01 Anies Baswedan menjadi satu-satunya paslon yang menghadiri acara Sarasehan DPD RI yang berlangsung hari ini di Gedung DPR/MPR RI, Jumat (2/2/2024). Padahal Sarasehan ini mengundang ketiga pasangan calon presiden.
Pada kesempatan itu, Capres 01 Anies Baswedan menilai pemimpin tak boleh ragu melakukan pembangunan meski harus merogoh kocek mahal. Ia menekankan, rakyat bukan ladang pemerintah dalam berbisnis.
"Negara itu tidak berdagang dengan rakyat. Jadi tidak ada untung dan rugi bagi negara. ndak ada. Enggak bisa negara merugi kalau kita bikin, penduduknya cuma sedikit. Negara kok berbisnis dengan rakyat. Tidak," kata Anies dalam acara Sarasehan DPD RI bersama Capres 2024 di di Kompleks Parlemen DPR, MPR, dan DPD, Jumat (2/2).
"Negara itu berbicara tentang kesetaraan kesempatan, kesetaraan untuk mendapatkan masa depan yang baik, itu negara. Ada tempat kita harus keluarkan biaya lebih banyak, ada tempat kita harus keluarkan biaya lebih sedikit," imbuh dia. Anies melanjutkan, dalam pemerintahan tidak ada besar dan kecil, melainkan benar dan salah.
Ia lalu menyinggung sejumlah pembangunan program saat dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta yang butuh dana besar, namun sangat dibutuhkan masyarakat.
"Kawasan kepulauan itu memerlukan kapal yang lebih banyak, ndak bisa kapal lebih sedikit. Ditambah kapalnya dari negara, dan rute-rute yang selama ini sepi ditingkatkan. Termasuk yang paling ujung Pulau Sebira. Dulu kalau pakai kapal itu 8-9 jam, kapal tradisional. Dengan kita bangun, pakai kapal dari kami itu 2 jam sudah sampai ke Pulau Sebira," paparnya.
"Dan ketika terjadi itu, ini menarik Pak, dulu ketika saya ketemu mereka, mereka bilang, 'Pak kami butuh kapal itu supaya cepat.' Sesudah jadi, saya datang ke sana lagi. 'Pak Anies kami butuhnya sekarang ATM Pak. Kalau ditanya apakah biaya yang dikeluarkan banyak? Banyak," lanjut dia.
Ia meyakini, anggaran yang lebih mahal terkadang diperlukan untuk manfaat yang lebih luas.
"Di Pulau Seribu, Bapak buka keran bisa langsung ditaruh di gelas dan langsung diminum, mengalahkan yang di Jakarta yang masih harus pakai botol begini," ujar dia.
"Kenapa? karena biaya membangun drinking water dengan clean water hampir sama. jadi kenapa kita bangunnya clean water? Sekaligus saja drinking water," tandas Anies.**