iniriau.com, PEKANBARU - Nama Afni Zulkifli tak asing lagi di mata Tokoh Pers Riau, Rida K.Liamsi. Pernah menjadi wartawan Riau Pos Group saat Rida menjadi CEO di sana. Afni kemudian hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan Jawa Pos National Network (JPNN), mengembangkan karir jurnalisnya di Ibu Kota, dan sampai ke jenjang karir sebagai wartawan di Istana Negara.
"Dia tangguh. Profesional. Sebagai wartawan ia handal dan cerdas. Bukan saja dalam menulis tetapi juga dalam menjelajah lapangan dan menembus sumber-sumber berita. Itu ia buktikan salah satunya saat meliput tragedi gempa Sumbar," beber Rida, pendiri surat kabar Riau Pos Group ini.
Dalam ingatan Rida yang juga budayawan Riau ini, selama kerja profesional, Afni sama sekali tak terhalang oleh posisinya sebagai perempuan. Ia selalu bekerja keras dan sungguh-sungguh, ulet dan idealis.
"Ia sadar dengan kemampuannya itu," cerita Rida mengingat Afni.
Nama Afni kini digadang-gadang sebagai salah satu calon Bupati Siak. Jika dapat berlayar di Pilkada 2024, Siak akan mencatatkan sejarah memiliki calon Bupati perempuan pertama.
"Meski dunia politik belum tentu membuat dia (Afni) happy, karena sangat berat tantangannya, tetapi yakin ia mampu melewatinya. Satu pesanku pada dia, tetaplah menulis karena menulis adalah terapi melawan tekanan keadaan," pesan tokoh budayawan Riau dan Kepri ini.
Sebagai seorang yang berlatar belakang wartawan, Rida berharap Afni dapat tetap mempertahankan sikap kritis dan idealis yang menjadi jati dirinya.
"Ke depan ia akan menghadapi medan perjuangan yang lebih berat lagi. Dulu ia berjuang lewat tulisan untuk mengungkap kebenaran. Ke depan mungkin medan perjuangannya beda lagi. Ia akan berjuang langsung untuk masyarakat lewat sebuah kebijakan. Tetapi yakin dia bisa melewati semuanya karena pernah di pemerintahan juga. Ia pasti tau apa yang harus dilakukan," kata Rida.
Satu lagi, tambah Rida, Afni dikenal sebagai pribadi yang sangat mencintai kampung halamannya di Siak. Itu mungkin salah satu alasannya ingin ambil bagian di Pilkada Siak, dengan semua pengalamannya yang luar biasa.
"Ia ingin membangun kampungnya dengan tangannya langsung. Saya kira keduanya sama-sama bagus dan saling menunjang, profesi wartawan dan politikus sama-sama memperjuangkan kebenaran dan kebaikan untuk bangsa dan masyarakat," kata Rida.
Apalagi Rida mengaku sangat kenal kepribadian Afni yang tangguh dan pantang menyerah. Ia memilih Jakarta untuk tempat melanjutkan karir kewartawanannya. Memutuskan pindah dari daerah dan menerabas ibu kota negara, tempat yang tidak mudah untuk para perantau.
Disela-sela kesibukannya sebagai wartawan, Afni, bahkan masih sempat menulis buku tokoh-tokoh di Riau, seperti buku Bupati Siak Arwin AS dan buku mantan Gubernur Riau Rusli Zainal.
Kata Rida, kiprah Afni di Jakarta membuatnya tak berhenti mengagumi budak kelahiran Siak Sri Indrapura itu, saat Afni diangkat menjadi tenaga ahli menteri LHK Siti Nurbaya. Posisi yang tidak banyak bisa diraih anak daerah. Rida melihat itu adalah pencapaian yang luar biasa dari seorang perempuan muda yang berasal dari pelosok kampung.
"Ternyata dia hebat tak hanya sebagai wartawan tapi juga mampu menjadi Tenaga Ahli Menteri. Kehandalannya terbukti lagi saat ia harus keluar masuk hutan untuk memastikan persoalan di lapangan baik-baik saja. Dan sepertinya ia sadar betul posisinya sebagai seorang tenaga ahli menteri, membuat ia harus totalitas dalam melakukan tugas-tugasnya," ujar penulis buku Bulang Cahaya ini.
Perempuan hebat ini menurut Rida, lagi-lagi sukses memanfaatkan waktunya yang sempit untuk menyelesaikan gelar Doktornya. Sebuah komitmen yang kuat untuk menunjang karirnya di bidang pemerintahan.
"Saya doakan yang terbaik untuk Afni," tutup Rida.**