iniriau.com, PEKANBARU - Dinas Sosial Pekanbaru mencatat sebanyak 715 Kepala Keluarga atau sekitar 3.919 warga di wilayahnya mengalami kemiskinan ekstrem. Jumlah tersebut tersebar di 15 kecamatan.
Menurut Kepala Dinas Sosial Pekanbaru, Idrus, awalnya pada data tahun 2022 kemarin ada 4.000 jiwa lebih warga yang alami masyarakat ekstrim. Namun setelah dilakukan verifikasi dan validasi termasuk musyawarah di kelurahan, Idrus, mengatakan, terdapat sebanyak 715 KK atau 3.919 jiwa warga yang mengalami kemiskinan ekstrim.
"Kita tentu berharap agar warga itu bisa keluar dari kemiskinan ekstrem. Maka harus sejalan dengan melakukan pembinaan dan pemberdayaan berikut memberikan bantuan," kata Idrus, Kamis (24/8).
Dengan adanya bantuan, warga bisa membuka usaha kecil sesuai bidang yang dikuasai setelah melalui proses assesment. Program pemberdayaan warga miskin ekstrem itu dapat dukungan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain. Mereka yang hendak membuka usaha kuliner bisa mendapat dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.
Apabila keahliannya bertani atau membuat tambak ikan, warga bisa mendapat dukungan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pekanbaru.
Program itu untuk jangka panjang yang artinya pemerintah tidak langsung memberi mereka ikan melainkan hanya pancingnya.
"Dinas sosial juga bisa mendukung pemberdayaan ini, setelah mendapat pelatihan tentu warga tersebut bakal mendapat dukungan modal," ungkap Idrus.
Sebelumnya, petugas dari Dinsos Pekanbaru bersama kecamatan dan kelurahan sudah rampung memonitoring dan validasi data di 83 kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru.
"Kita telah mendata dor to dor dan lebih kurang dalam satu bulan kemarin selesai. Maka warga yang alami kemiskinan ekstrim itu berjumlah 3.919 jiwa," jelasnya.
Menurutnya, pendataan yang dilakukan cukup valid karena melibatkan tim dari Dinsos, kecamatan, dan kelurahan di masing-masing wilayah.**