Gerak Cepat Tekan Inflasi, Gubri Instruksikan Gelar Operasi Pasar

Gerak Cepat Tekan Inflasi, Gubri Instruksikan Gelar  Operasi Pasar
Gubernur Riau Syamsuar (foto: istimewa)

iniriau.com,PEKANBARU - Langkah konkret langsung diambil  Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar dalam mengatasi  tingginya inflasi di Provinsi Riau.

Syamsuar langsung mengumpulkan seluruh pimpinan OPD, termasuk Wagubri dan Sekdaprov Riau. Hal ini guna mengambil langkah cepat dan terukur agar inflasi dapat ditekan minimal di bawah 5 persen.

"Langkah pertama atau langkah cepat yang perlu dilakukan adalah operasi pasar, ini tidak bisa ditunda," tegas Gubri saat memimpin Rapat Koordinasi Terkait Kerawanan Energi & Kerawanan Pangan, di Ruang Rapat Melati, Kantor Gubernur Riau, Kamis (18/08/2022).

Operasi pasar ini, kata Syamsuar, harus digelar secara rutin, sampai harga-harga di pasar mulai stabil. Operasi pasar ini diprioritaskan di tiga wilayah, yakni Kota Pekanbaru, Dumai, dan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

"Untuk setiap daerah jangan hanya buat satu titik, bisa saja satu daerah buat hingga lima titik seperti di Kota Pekanbaru, bisa melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Pekanbaru," tegasnya di depan pimpinan OPD.

Sebab, kata Syamsuar, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi  Riau akan melakukan evaluasi setiap bulan, terutama di tiga wilayah tersebut.

"Data BPS itulah yang menentukan naik atau turun. Dari kerja BPS itu nanti akan ketahuan kinerja kita yang sekarang ini," lanjutnya lagi.

Sehingga, ungkap Gubri, perlu penanganan gerak cepat terhadap pelaksanaan operasi pasar. 

Untuk itu, ia mengharapkan dari Disperindagkop Provinsi Riau bekerja sama dengan OPD terkait dapat segera menggelar pasar murah agar inflasi di daerah dapat diturunkan.

"Ini dari Pak Taufiq (Kepala Disperindagkop Riau) bersama dinas lain, tolong bantu ini, termasuk dinas pertanian, mungkin juga berkaitan dengan peternakan berkaitan dengan telur, daging, atau dengan ikan," ujarnya.

Sementara itu, untuk jangka panjang terkait percepatan penanganan inflasi di Riau, yaitu dengan melakukan penanaman pangan, terutama cabai baik oleh ASN Pemprov Riau atau menggunakan tanah milik Pemprov Riau.

Selain itu, juga menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) terutama BUMDesa yang maju di Riau untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian pangan.

"Kita harapkan ini bukan hanya di satu desa saja yang ikut menanam cabai ini, tapi juga seluruh desa ikut serta menanam, dengan memanfaatkan lahan yang ada," harapnya.

Oleh karenanya, Syamsuar menuturkan, penanganan inflasi ini dapat dilakukan melalui operasi pasar ataupun gerak yang membutuhkan waktu seperti melakukan penanaman cabai.

"Nanti kita akan pantau, untuk di tindaklanjuti, kita perlu melakukan upaya percepatan untuk menurunkan inflasi ini," ucapnya lagi.

Seperti diketahui, angka inflasi di Provinsi Riau termasuk tinggi, yakni 7,04 persen. Inflasi ini terutama akibat harga cabai yang melambung tinggi mencapai Rp60 ribuan per kilogram di pasaran.

Padahal sebelumnya hanya berkisar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram. Presiden Jokowi berharap agar inflasi di daerah bisa ditekan hingga di bawah 5 persen.(Adv)

Berita Lainnya

Index