Bos Bank Dunia : Perang Rusia Ukraina Bakal Jadi Bencana Global

Bos Bank Dunia : Perang Rusia Ukraina Bakal Jadi Bencana Global
Perang Rusia Ukraina (Ist).

Iniriau.com, JAKARTA -  Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan perang Rusia Ukraina bakal menjadi bencana bagi dunia yang bisa memangkas pertumbuhan ekonomi global. Dia menyatakan keprihatinan terbesar jika invasi Rusia ke Ukraina adalah tentang hilangnya nyawa manusia yang sedang terjadi. Ribuan warga sipil dan tentara diperkirakan tewas akibat pertempuran tersebut.

"Perang di Ukraina datang pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah meningkat," kata David Malpass melansir BBC, Jumat (4/3/2022).

Malpass mengatakan dampak ekonomi dari perang membentang di luar perbatasan Ukraina, dan kenaikan harga energi global khususnya paling memukul orang miskin, seperti halnya inflasi. Harga pangan ikut melonjak imbas perang, dan merupakan pertimbangan dan masalah yang sangat nyata bagi orang-orang di negara-negara miskin.

Malpass menunjukkan bahwa baik Rusia dan Ukraina adalah produsen makanan besar. Ukraina adalah produsen minyak bunga matahari terbesar di dunia, dengan Rusia nomor dua, menurut S&P Global Platts. Di antara mereka, mereka menyumbang 60 persen dari produksi global. Kedua negara juga menyumbang 28,9 persen dari ekspor gandum global menurut JP Morgan. Harga gandum di bursa berjangka Chicago telah diperdagangkan pada level tertinggi 14 tahun.

Ukraina adalah produsen minyak bunga matahari terbesar di dunia tetapi perang telah menghentikan ekspor. Pasokan komoditas ini oleh Rusia sedang dibatasi karena sanksi yang meluas yang mempersulit seluruh dunia untuk membeli produknya. Pasokan Ukraina telah dihentikan karena pertempuran telah menutup pelabuhan negara itu.

" Tidak ada cara untuk menyesuaikan diri dengan cukup cepat terhadap hilangnya pasokan dari Ukraina dan Rusia, sehingga menambah harga," kata Malpass. Dia mengatakan hal yang sama berlaku untuk pasokan energi Rusia, dan itu sangat merusak Eropa barat, di mana pemerintah telah "mengabaikan aspek lain tentang bagaimana memiliki listrik yang cukup".

Sekitar 39 persen listrik UE berasal dari pembangkit listrik yang membakar bahan bakar fosil, dan Rusia adalah sumber terbesar minyak dan gas tersebut. Saat UE ingin mempercepat transisinya ke sumber energi lain, pemerintah Vladimir Putin "mungkin akan kehilangan sebagian pasar mereka secara permanen", kata Malpass. Kehilangan pendapatan seperti itu hanyalah salah satu cara perang ini akan merusak standar hidup di Rusia, demikian juga jatuhnya nilai rubel dan inflasi yang diakibatkannya.

" Perang di Ukraina akan menyebabkan lebih banyak masalah bagi ekonomi global," kata David Malpass.**

Sumber : Liputan6.com,

Berita Lainnya

Index