Kejam ! Seorang Wartawan di Meksiko Dibunuh Karena Kerap Kritik Pemerintah

Kejam ! Seorang Wartawan di Meksiko Dibunuh Karena Kerap Kritik Pemerintah
Internet

Iniriau.com, MEKSIKO - Seorang wartawan dibunuh di Negara Bagian Oaxaca, Meksiko, pada Kamis (10/2). Kekerasan keji terhadap jurnalis yang berani mengecam pemerintahan semakin sering terjadi di Meksiko.

Terbaru, jurnalis independen yang mengelola situs berita Noticias Web ditembak di studio rekamannya. Jurnalis bernama Heber Lopez tersebut diserang saat meninggalkan studio di kota pelabuhan Salina Cruz. Organisasi hak asasi manusia Article 19 lantas segera menyerukan program perlindungan wartawan menghubungi orang terdekat Lopez. Tak menutup kemungkinan bahwa keluarga, kolega, maupun kawan Lopez mungkin pula berada dalam bahaya.

Kejaksaan setempat telah menangkap dua orang terkait pembunuhan pria itu pada Kamis (10/2). Namun, pihak berwenang belum dapat mengkonfirmasi apakah mereka benar pelakunya. Lopez telah menerima berbagai ancaman pembunuhan sejak 2019 lalu. Sebab, ia getol melayangkan kritik atas situasi politik dan korupsi dalam pemerintah daerah. Lopez bukan jurnalis pertama yang dibunuh. Selama beberapa pekan terakhir, beberapa jurnalis di Meksiko tergenggut nyawanya.

Pembantaian Beruntun
Organisasi nirlaba Komite untuk Melindungi Jurnalis mengatakan, sebagian besar wartawan ditargetkan karena mengungkap tindak korupsi para pejabat. Jurnalis yang menyoroti kekerasan dari anggota kelompok kriminal juga ditargetkan. Sejak awal tahun ini, lima jurnalis telah terbunuh. Tiga jurnalis dan seorang pekerja media dibunuh pada Januari 2022, sisanya terjadi pada bulan ini. Sedangkan sejumlah jurnalis lainnya juga mengalami luka berat, baik karena tembakan maupun tikaman pisau. Penyerangan tak terhenti di situ, seorang mantan jurnalis lainnya juga dibunuh pada pekan lalu.

“Kami telah melihat apa yang kemungkinan besar merupakan bulan paling kejam dalam hal kekerasan terhadap jurnalis dalam satu dekade terakhir,” kata perwakilan komite tersebut, Jan-Albert Hootsen, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Kelompok kebebasan berekspresi, Article 19, memperingatkan bahwa kekerasan terhadap jurnalis tampaknya tidak akan mereda. Lopez diprediksi bukan jurnalis terakhir yang dihilangkan nyawanya.

“Setiap tahun, semakin buruk,” ujar petugas Program Perlindungan dan Advokasi Article 19, Paula Maria Saucedo Ruiz.

Menurut data dari Article 19, sekitar 145 jurnalis dibunuh di Meksiko dari 2000 hingga 2021. Angka tersebut menjadikan Meksiko salah satu negara paling mematikan bagi jurnalis. Lebih mengerikan lagi, setidaknya 90 persen dari pelaku pembunuhan tersebut masih belum menerima hukuman. Pembantaian jurnalis mengundang perhatian warga Meksiko. Mereka meminta pemerintah agar melindungi wartawan. Bukan cuma dari dalam negeri, tekanan ke pemerintah datang dari luar. Sejumlah senator AS seperti Tim Kaine dan Marco Rubio mendesak Meksiko untuk meningkatkan perlindungan terhadap jurnalis.**

Sumber : KumparanNews

Berita Lainnya

Index