Horee...Harga Minyak Goreng di Riau Bakal Rp14.000 per-Liter

Horee...Harga Minyak Goreng di Riau Bakal Rp14.000 per-Liter
xHarga minyak goreng membubung, emak-memak menjerit.(foto: lna)

Iniriau.com, PEKANBARU - Harga minyak goreng kemasan di Provinsi Riau tak lama lagi bakal terjangkau lagi oleh masyarakat. Sebab pemerintah pusat telah menggelontorkan  kuota sebanyak 9 ribu liter minyak goreng subsidi untuk Riau. Minyak goreng ini disalurkan diantaranya melalui alfamart dan indomaret.

" Minyak goreng subsidi ini dipatok Rp 14.000 per-liter. Kita salurkan di ritel-ritel moderen seperti  indomaret dan alfamart," ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Riau, M Taufiq OH melalui Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Lisda, Rabu (12/1).

Subsidi  harga minyak goreng diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang melemah sejak harganya membubung tinggi. Pemerintah pusat langsung menggelontorkan  11 juta minyak goreng ke seluruh Indonesia, termasuk 9 ribu liter ke Riau. Di Riau sendiri distribusi 9 ribu liter minyak goreng sudah dimulai sejak 20 Desember 2021. Namun dihentikan pada 31 Desember 2021. Jadi baru sekitar 30 persen yang didistribusikan ke pasar.

 " Saat ini  kita masih menunggu regulasi baru dari pusat, untuk subsidi minyak goreng ini," ujar Lisda.

Emak-emak Antusias Rencana pemerintah pusat menyalurkan minyak goreng bersubsidi disambut antusias para emak yang selama ini sangat terpengaruh dengan tingginya harga minyak goreng.

" Alhamdulillah kalau memang ada subsidi harga minyak goreng. Kami senang ternyata keluhan emak-emak didengar juga," ujar Mita, warga Jl.Paus Pekanbaru.

" Memang sudah saatnya pemerintah turun tangan menangani persoalan minyak goreng ini. Karena harganya sudah tidak terkendali lagi. Sudah Rp 40.000 lebih per-dua liter. Padahal normalnya  sekitar duapuluhan ribu. Sudah dua kali lipat kenaikannya," ujar Santi, warga Simpang Tiga, Pekanbaru.

Ditambahkannya, pemerintah diminta mengawasi peredaran minyak goreng subsidi di lapangan, agar tidak dimanfaatkan oleh spekulan sembako. Apa lagi jika didistribusikan di pasar-pasar tradisional, harga akan sulit dikontrol. **

Berita Lainnya

Index